Dunia Untuk Akhirat

Dari Anas ra, bahwasannya Rasulullah SAW. telah bersabda, “Bukanlah yang terbaik diantara kamu orang yang meninggalkan urusan dunia karena mengejar urusan akhirat, dan bukan pula orang yang terbaik orang yang meninggalkan akhiratnya karena mengejar urusan dunianya, sehingga ia memperoleh kedua-duanya, karena dunia itu adalah perantara yang menyampaikan ke akhirat, dan janganlah kamu menjadi beban orang lain.”

Hadits berikut menjelaskan bahwa kehidupan manusia harus seimbang. Utamakanlah dunia dan akhirat, dan janganlah Anda berat pada salah satunya. Islam tidak mengajarkan umatnya untuk melalaikan akhirat dan mengejar dunia, begitu pun dengan mengutamakan akhirat dan melupakan kehidupan dunia. Akhirat dan dunia harus selaras.

Seperti yang kita ketahui, manusia tak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Selalu tak bersyukur dengan dan menginginkan lebih. Itulah mengapa dunia begitu menggiurkan, dunia akan terus menggoda manusia dengan harta dan tahta. Dunia menawarkan sejumlah kenikmatan yang fana, hingga membuat manusia tergiur akan hal-hal tersebut.

Inilah mengapa sangat dianjurkan dunia dan akhirat untuk berjalan selaras dan saling berkesinambungan. Sebab khawatir bila manusia akan terlalu tenggelam pada kenikmatan dunia hingga melalaikan akhirat yang kekal.  Bila Anda sudah tenggelam dalam lautan dunia, akan sulit untuk kembali ke permukaan.

Bagaimana Agar Dunia dan Akhirat Selaras?

1. Jadikanlah Akhirat sebagai Tujuan

Dari Zaid bin Tsabit radhiyallahu ‘anhu beliau berkata: Kami mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

(( مَنْ كانت الدنيا هَمَّهُ فَرَّق الله عليه أمرَهُ وجَعَلَ فَقْرَهُ بين عينيه ولم يَأْتِه من الدنيا إلا ما كُتِبَ له، ومن كانت الآخرةُ نِيَّتَهُ جَمَعَ اللهُ له أَمْرَهُ وجَعَلَ غِناه في قَلْبِه وأَتَتْهُ الدنيا وهِيَ راغِمَةٌ

“Barangsiapa yang (menjadikan) dunia tujuan utamanya maka Allah akan mencerai-beraikan urusannya dan menjadikan kemiskinan/tidak pernah merasa cukup (selalu ada) di hadapannya, padahal dia tidak akan mendapatkan (harta benda) duniawi melebihi dari apa yang Allah tetapkan baginya. Dan barangsiapa yang (menjadikan) akhirat niat (tujuan utama)nya maka Allah akan menghimpunkan urusannya, menjadikan kekayaan/selalu merasa cukup (ada) dalam hatinya, dan (harta benda) duniawi datang kepadanya dalam keadaan rendah, hina (tidak bernilai di hadapannya)“

2. Berusaha Memperbaiki Kehidupan Dunia

Allah SWT. berfiman pada surat Al-Qashash Ayat 77,

وَٱبْتَغِ فِيمَآ ءَاتَىٰكَ ٱللَّهُ ٱلدَّارَ ٱلْءَاخِرَةَ ۖ وَلَا تَنسَ نَصِيبَكَ مِنَ ٱلدُّنْيَا ۖ وَأَحْسِن كَمَآ أَحْسَنَ ٱللَّهُ إِلَيْكَ ۖ وَلَا تَبْغِ ٱلْفَسَادَ فِى ٱلْأَرْضِ ۖ إِنَّ ٱللَّهَ لَا يُحِبُّ ٱلْمُفْسِدِينَ

”Dan janganlah kamu melupakan kebahagiaanmu dari kenikmatan duniawi dan berbuat baiklah kepada orang lain sebagaimana Allah telah berbuat baik kepadamu”

Ayat di atas menjelaskan bahwa Allah memerintahkan umat Islam untuk berusaha untuk menyeimbangkan dunia dan akhirat. Meskipun kebahagiaan dan kenikmatan dunia bersifat sementara tetapi dunia tetaplah penting, karena dunia adalah ladangnya akhirat.

Allah menciptakan dunia dan seisinya adalah untuk manusia, sebagai sarana menuju akhirat. Allah juga menjadikan dunia sebagai tempat ujian untuk mengetahui siapa yang paling baik amalnya, serta siapa yang paling baik hati, bagi manusia.

Manusia seringkali mengabaikan kewajibannya dan mementingkan ambisinya untuk mengejar harta dan tahta. Karena itu Allah mengingatkan bahwa selamanya manusia akan terhina dan merugi, jika tidak memperbaiki hubungannya dengan Allah (hablun minallah) dan dengan sesamanya-manusia (hablun minannaas).

3. Menjaga Lingkungan

Allah SWT menegur kita sebab banyak manusia yang sudah tak peduli pada kelestarian lingkungan di muka bumi, firmanNya; “Maka mengapa tidak ada dari umat-umat yang sebelum kamu orang-orang yang mempunyai keutamaan yang melarang daripada (mengerjakan) kerusakan di muka bumi, kecuali sebahagian kecil ” (QS. Huud ayat 116).  

Sebagai sarana hidup, alam perlu dilestarikan. Namun banyak yang manusia serakah yang mengekspoitasi alam demi kepentingan mereka sendiri, dan menyengsarakan manusia lainnya. Allah SWT sangat melarang manusia untuk membuat kerusakan di bumi. Boleh untuk mengelola, namun jangan merusaknya.