Untuk mendapatkan keabsahan dalam sebuah ibadah, pelaksanaan rukun tak boleh terlewatkan. Thawaf menjadi satu rukun yang ada dalam ibadah umroh maupun ibadah haji. Saat jamaah melakukan rukun tersebut, amalan sunnah thawaf sebaiknya dilakukan sesuai tuntunan.
Melihat pentingnya amalan saat thawaf, penyelenggara travel umroh perlu memberi perhatian serius. Dalam berbagai pembekalan yang dilakukan, materi dalam hal tersebut sebaiknya diberikan dengan pelatihan yang matang. Dengan demikian ibadah para jamaah akan lebih khusyuk.
Momen perjalanan menunaikan ibadah ke Tanah Suci merupakan kesempatan langka. Dimana jamaah tidak bisa menikmatinya setiap hari. Pembekalan yang mantap tentu akan memberikan kesan penuh makna.
Pentingnya Melakukan Amalan Sunnah Thawaf
Dalam usaha meraih ridho Allah Subhanahu wa Ta’ala, seorang muslim harus mengikuti ketentuan syariat utamanya dalam beribadah. Hal ini mencakup semua ibadah termasuk ketika menunaikan ibadah umroh dan haji.
Saat seorang muslim tidak mengikuti syariat seperti yang Rasulullah contohkan, tentu ada konsekuensinya. Jangan sampai konsekuensi tersebut dialami oleh para jamaah. Penyelenggara travel umroh perlu berhati-hati agar hal ini tidak terjadi.
Dalam sebuah hadits, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,
“Barangsiapa yang mengada-adakan sesuatu (amalan) dalam urusan (agama) kami yang bukan dari kami, maka (amalan) itu tertolak.” (HR Bukhari dan Muslim)
Thawaf adalah kegiatan berputar mengelilingi Ka’bah dengan tujuan beribadah di Masjidil Haram. Dalam perkembangannya dikenal beberapa thawaf seperti thawaf umroh, thawaf wada’, thawaf ziyarah, thawaf nadzar, thawaf tathawwu’ hingga thawaf haji saat rukun ini menjadi syarat ibadah haji.
Dengan demikian saat niatnya adalah untuk beribadah umroh, maka sunnah thawaf harus dilakukan. Cara umum melakukan thawaf adalah sesuai dengan apa yang telah dicontohkan oleh Rasulullah.
Dari Jabir bin Abdullah radhiyallahu ‘anhuma bahwasanya ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tiba di Makkah beliau lalu datang ke tempat Hajar Aswad lalu beliau menjamahnya. Kemudian beliau berjalan di sebelah kanannya. Beliau berjalan cepat tiga putaran dan berjalan biasa empat putaran. (HR Muslim)
Dari penjelasan di atas dapat dipahami thawaf untuk ibadah umroh adalah tujuh putaran mengelilingi Ka’bah. Jamaah harus mengikuti apa yang telah Rasulullah lakukan. Selain itu tentu terdapat amalan sunnah thawaf yang juga perlu dilaksanakan oleh jamaah.
Ragam Amalan Sunnah Thawaf
Sebagai referensi, ragam amalan sunnah thawaf berikut ini dapat diberikan kepada jamaah oleh penyelenggara travel umroh saat memberikan pembekalan:
1. Berwudhu
Dalam pelaksanaan ibadah, sebaiknya seorang muslim berwudhu terlebih dahulu. Pasalnya dengan melakukan wudhu, najis akan hilang serta membersihkan anggota badan yang biasa terkena kotoran.
Dalam hadits dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha yang diriwayatkan oleh Imam Muslim No.1235 dijelaskan tentang hal ini. Hal pertama yang dilakukan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam saat sampai di Makkah adalah berwudhu. Kemudian beliau melakukan thawaf di Ka’bah.
2. Melakukan Al-Idhtiba’
Sebelum melakukan putaran untuk berthawaf, khusus bagi laki-laki harus melakukan al-idhtiba’. Sedangkan hal ini tidak berlaku bagi perempuan karena seluruh anggota tubuhnya adalah aurat, kecuali pergelangan tangan dan wajah.
Al-idhtiba’ adalah memposisikan satu pertengahan kain ihram di bawah ketiak kanan. Sedangkan untuk bagian kiri dilipatkan di atas pundak. Dengan demikian bagian pundak sebelah kanan dibiarkan dalam keadaan terbuka.
Suatu ketika Ya’la bin Umayyah berkata yang artinya,
“Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam biasa melakukan thawaf dalam keadaan al-idhtiba’.” (HR Ibnu Majah No. 2954)
3. Melakukan Ar-Raml
Masih khusus bagi kaum laki-laki, disunahkan untuk memulai thawaf dengan melakukan ar-raml. Catatan untuk melakukan proses ini dianjurkan agar jangan sampai melompat. Ar-raml adalah berjalan cepat dengan memperpendek langkah. Oleh karenanya, banyak yang memahami hal ini sebagai lari kecil.
Saat melakukan proses ini, yang dirasakan oleh jamaah laki-laki adalah seakan pundak bergetar kecil. Ar-raml hanya dilakukan sebanyak tiga putaran. Setelah itu tetap melakukan putaran lagi sebanyak empat kali namun dengan berjalan biasa.
Dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu ‘anhuma beliau berkata yang artinya,
“Ketika Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam sampai di Makkah beliau mendatangi Hajar Aswad dan menciumnya. Kemudian beliau berjalan di sebelah kanannya. Beliau melakukan berjalan cepat tiga putaran dan berjalan biasa empat putaran.” (HR Muslim No.1218)
4. Mencium Hajar Aswad
Di antara amalan sunnah yang jangan sampai terlewatkan adalah mencium Hajar Aswad. Berdasarkan hadits di atas, Rasulullah melakukan hal ini. Dengan melakukan apa yang Rasulullah lakukan harapannya menjadi amalan dengan pahala besar di mata Allah. Pasalnya jika ingin mendapatkan pahala dan keutamaan, seorang muslim harus mengikuti ajaran Rasulullah.
Setelah itu memulai thawaf setelah menciumnya. Hal tersebut menjelaskan bahwa thawaf dimulai dari Hajar Aswad dari arah rukun yamani. Selain itu memulai thawaf harus menghadap Hajar Aswad sambil mengangkat tangan serta bertakbir.
Dari Umar bin Khattab, beliau memberi penjelasan yang artinya,
“Beliau pernah mendatangi Hajar Aswad lalu menciumnya. Dia pun berkata,”Aku tahu engkau hanyalah batu, tidak bisa memberi bahaya dan tidak pula mendatangkan manfaat. Aku pernah melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menciummu, maka aku pun menciummu.” (HR Bukhari No. 1597)
5. Istilam ke Hajar Aswad dan Rukun Yamani
Selain itu yang juga termasuk amalan sunnah ketika berthawaf adalah mengusap Hajar Aswad dan Rukun Yamani. Hal ini dilakukan ketika sebelum melakukan putaran untuk berthawaf.
Cara melakukan istilam ke Hajar Aswad adalah dengan meletakkan tangan di Hajar Aswad. Lalu menempelkan mulut pada tangan dan menciumnya. Sedangkan menurut Ulama Hanafiyah cara melakukannya adalah dengan mencium Hajar Aswad secara langsung.
Sedangkan cara istilam ke rukun Yamani adalah cukup dengan mengusapkan tangan padanya tanpa mencium. Rukun Yamani adalah batu yang ada sebelum Hajar Aswad. Selain kedua batu tersebut tidak disyariatkan untuk melakukan istilam atau mengusapnya.
Dari Ibnu Umar radhiyallahu ‘anhu berkata yang artinya,
“Aku tidak pernah melihat Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menyentuh sesuatu dari Ka’bah kecuali dua rukun Yamani, yaitu Hajar Aswad dan rukun Yamani.” (HR Bukhari No. 1609)
6. Berdoa di Antara Kedua Rukun
Berdoa di antara Hajar Aswad dan rukun Yamani berdasar apa yang disampaikan ‘Abdullah bin Saaib yang artinya,
“Aku pernah mendengar Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata di antara kedua rukun, “Robbanaa aatinaa fi dunya hasanah wa fil aakhirati hasanah wa qinaa ‘adzaban naar”. (HR Abu Daud No. 1892)
7. Prosesi Thawaf
Selanjutnya menurut pandangan Ulama Syafi’iyah disunnahkan ketika prosesi thawaf melakukan hal berbeda bagi laki-laki dan perempuan. Untuk kalangan laki-laki disunahkan untuk thawaf mendekati Ka’bah sedangkan untuk perempuan berthawaf dengan menjauhinya.
8. Beriltizam di Multazam
Saat seseorang melakukan thawaf wada’ maka dirinya dianjurkan untuk melakukan hal ini. Hal tersebut dilandasi apa yang dilakukan oleh Rasulullah. Beliau beriltizam dengan cara menempelkan dadanya dan pipinya yang kanan. Kemudian kedua tangan dan telapak tangan membentang pada dinding.
Multazam adalah dinding pembatas antara Hajar Aswad dan pintu Ka’bah. Melakukan iltizam di sini adalah untuk merendahkan diri di hadapan pemilik Ka’bah. Dalam prosesi ini pula jamaah dianjurkan berdoa dengan doa-doa mudah sebagai bentuk pengharapan.
Itulah amalan sunnah thawaf yang sebaiknya dilakukan oleh jamaah. Setelah melakukannya, jamaah juga perlu melakukan amalan sunnah setelah thawaf sebagai rangkaian dalam beribadah selanjutnya.
Maksimalkan Layanan Bersama Muslim Pergi
Untuk memberikan pelayanan yang maksimal, penyelenggara travel umroh perlu memanfaatkan teknologi digital. Dalam kehidupan modern saat ini, hampir tidak ada orang yang tidak menggunakan perkembangan informasi digital dalam hidupnya.
Muslim Pergi hadir untuk membantu penyelenggara travel umroh dalam memanfaatkan teknologi digital tersebut. Dengan software manajemen umroh, semua kebutuhan jamaah dapat tercover dan semakin memberi kemudahan, termasuk informasi mengenai tata cara dan amalan yang harus dilakukan saat umroh.
Tersedia paket layanan dengan harga terjangkau yang bisa menjadi pilihan para penyelenggara umroh. Tentu, dengan manajemen umroh yang lebih profesional, bisnis yang dikelola pun akan senantiasa berkembang dan mendapatkan kepercayaan yang lebih luas.