Begini Adab Safar Yang Sesuai Syariat, Biro Travel Harus Tahu!

Melakukan perjalanan jauh tentunya memerlukan persiapan yang matang. Mulai dari perlengkapan yang harus dibawa untuk menemani perjalanan hingga persiapan fisik agar tidak mudah jatuh sakit. Namun, sebagai seorang muslim seharusnya mengetahui apapun yang dikerjakan bisa bernilai ibadah dimata Allah selama muslim tersebut mentaati syariat. Untuk mendapatkan pahala saat travelling, terdapat adab safar yang harus dijalankan dan dipatuhi.

Melakukan safar ke tanah suci. Sumber: monitor.co.id
Melakukan safar ke tanah suci. Sumber: monitor.co.id

Sebagai biro travel umroh, tidak hanya perlu memberikan pelayanan yang terbaik pada konsumen, tetapi Anda juga harus memberikan informasi yang lengkap dan jelas terkait adab safar yang benar dan sesuai tuntunan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam. Hal ini disebabkan agar perjalanan safar ke tanah suci mendapatkan keberkahan dari Allah Subhanahu wa ta’ala.

Definisi Safar Dalam Islam

Safar adalah salah satu istilah yang dikenal dalam agama Islam. Kata safar sendiri berasa dari bahasa arab yang memiliki arti “tampak”. Arti tersebut maksudnya adalah ketika seseorang safar atau melakukan perjalanan jarak jauh yang berlangsung selama beberapa hari, maka akan tampak wajah dan akhlak asli dari seseorang musafir tersebut.

Pada masa Amirul Mukminin Umar bin Khattab, ada seorang pria yang berkata pada Umar, “Sesungguhnya si fulan adalah orang yang baik.” Lalu Umar bin Khattab bertanya, “Apakah engkau pernah bersafar bersamanya?” Pria itu menjawab, “Belum pernah.” Umar kembali bertanya, “Apakah engkau pernah bermuamalah dengannya?”

Pria itu menjawab, “Belum pernah.” Umar bertanya, “Apakah engkau pernah memberinya amanah?” Pria itu pun menjawab, “Belum pernah.” Akhirnya Umar berkata, “Kalau begitu engkau tidak memiliki ilmu tentangnya. Barangkali engkau hanya melihat orang itu sholat di masjid.” (Mawa’idz Shohabah)

Adab Safar Yang Perlu Diketahui dan Hadits Tentang Safar

Adab safar yang perlu diperhatikan bagi setiap muslim. Sumber Pexels @a-r

Setelah mengetahui definisi safar, saatnya Anda mengetahui beberapa adab safar yang perlu diperhatikan. Diantaranya adalah sebagai berikut:

1. Hendaknya tidak pergi safar sendirian

Meski tidak sampai masuk dalam kategori haram, seorang muslim atau muslimah yang pergi safar tanpa adanya mahram dimakruhkan dalam Islam. Hal ini disebabkan agar menjaga keamanan dan dapat saling mengingatkan satu sama lain dalam hal kebaikan dan menjaga agar tidak melakukan maksiat selama perjalanan.

Ketentuan ini diambil dari salah satu hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam yang berbunyi:
“Orang yang berkendaraan sendirian adalah setan, orang yang berkendaraan berdua adalah dua setan, orang yang berkendaraan bertiga maka itulah orang yang berkendaraan yang benar.” (HR. Abu Daud No. 2607, dihasankan oleh Al Albani dalam Shahih Abu Daud)

2. Cari mahram safar yang baik

Seorang yang berencana safar hendaknya mengajak teman safar yang sholeh. Dengan bepergian dengan teman yang sholeh tentu akan membawa hal-hal yang bermanfaat selama perjalanan dan bisa mencegah untuk mendekati kemaksiatan.

Sebagaimana yang disabdakan oleh Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dalam hadits berikut ini:

“Permisalan teman yang baik dan teman yang buruk ibarat seorang penjual minyak wangi dan seorang pandai besi. Penjual minyak wangi mungkin akan memberimu minyak wangi, atau engkau bisa membeli minyak wangi dari teman itu, kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau harum darinya. Sedangkan seorang pandai besi, bisa jadi (percikan apinya) mengenai pakaianmu, kalaupun tidak, engkau tetap mendapatkan bau asapnya yang tidak sedap.” (HR. Bukhari No. 5534)

3. Dianjurkan mengqasar sholat ketika sedang safar

Mengqashar atau meringkas sholat fardhu pada saat pergi safar lebih dianjurkan sebab hukumnya adalah sunnah muakkadah (sangat ditekankan). Namun apabila ingin disempurnakan, sholat tersebut tetap terhitung sah.

Tata cara mengqashar sholat adalah menunaikan sholat Dzuhur atau Ashar atau Isya hanya dua rakaat. Sedangkan untuk sholat Maghrib dan sholat Subuh tidak bisa diqashar. Ketentuan lainnya adalah ketika hendak sholat sebagai makmum dengan imam yang berstatus mukim, orang yang sedang safar tersebut tidak boleh mengqashar shalatnya.

Hadits mengenai dianjurkannya mengqashar sholat diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiyallahu Anhu:

“Aku biasa menemani Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan beliau tidak pernah menambah sholatnya lebih dari dua rakaat dalam safar. Demikian juga Abu Bakar, Umar, dan Utsman Radhiyallahu‘anhum.” (HR. Bukhari No. 1102)

4. Berpamitan dengan keluarga dan tetangga serta membaca doa keluar rumah

Hadits mengenai dianjurkannya berpamitan kepada keluarga dan tetangga ketika hendak pergi sadar adalah sebagai berikut:

Diriwayatkan oleh Ibnu Umar Radhiyallahu ‘anhu, “Biasanya Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam berpamitan kepada kami sebelum safar, kemudian membaca doa: ‘astaudi’ullah diinaka wa amaanataka wa khowaatima amalika’, yang artinya: ‘aku titipkan kepada Allah agamamu, amanatmu, dan penutup amalanmu.’ (HR. Abu Daud No. 2600)

Adapun doa yang dibaca saat keluar rumah yaitu Bismillaahi tawakkaltu ‘alallahi laa haula walaa quwwata illaa billah, yang artinya ‘dengan menyebut nama Allah, yang tidak ada daya dan tidak ada kekuatan kecuali atas izin Allah’.

5. Membaca doa naik kendaraan

Membaca doa naik kendaraan saat safar. Sumber: Tirto.id
Membaca doa naik kendaraan saat safar. Sumber: Tirto.id

Ketika hendak menaiki kendaraan apapun, dianjurkan membaca doa berikut ini:

سُبْحَانَ الَّذِي سَخَّرَ لَنَا هَذَا وَمَا كُنَّا لَهُ مُقْرِنِينَ . وَإِنَّا إِلَى رَبِّنَا لَمُنْقَلِبُونَ

“Maha Suci Allah yang telah menundukkan kendaraan ini bagi kami padahal kami sebelumnya tidak mampu menguasainya, dan sesungguhnya kami akan kembali kepada Tuhan kami.”

6. Memperbanyak doa saat di perjalanan

Telah disampaikan oleh lisan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bahwa:

ثَلاَثُ دَعَوَاتٍ مُسْتَجَابَاتٌ لاَ شَكَّ فِيْهِنَّ دَعْوَةُ الْمَظْلُوْمِ، وَدَعْوَةُ الْمُسَافِرِ، وَدَعْوَةُ الْوَالِدِ عَلَى وَلَدِهِ

“Ada tiga doa yang pasti dikabulkan dan tidak ada keraguan lagi tentangnya: doanya seorang yang dizalimi, doanya musafir, doa buruk orang tua terhadap anaknya.” (HR. Abu Daud No. 1536)

Adab bepergian dalam islam menunjukkan bahwa dimanapun seorang muslim berada, ia bisa meraih pahala yang berlimpah dengan menaati dan mengikuti anjuran Rasul-nya. Oleh karena itu, setiap perusahaan biro travel umroh hendaknya menyertakan informasi terkait adab-adab ketika pergi safar.

Segera hubungi Muslim Pergi untuk mendapatkan layanan aplikasi travel umroh yang menyediakan pelayanan terbaik dan praktis untuk para jamaah. Saatnya menaikkan kualitas perusahan travel Anda agar jamaah bisa lebih menikmati perjalanan safarnya menuju tanah suci.