Hikmah Melempar Jumrah, Rukun Haji yang Tak Boleh Terlewatkan

Dalam pelaksanaan suatu ibadah, rukun menjadi rangkaian yang harus dikerjakan. Meski terkadang tidak dipahami tujuan dari pengerjaan sebuah rukun, namun dibaliknya Allah pasti menyimpan suatu hikmah. Termasuk hikmah melempar jumrah dari rukun ibadah haji.

Konsekuensi jika sebuah rukun ibadah terlewatkan begitu fatal. Bisa jadi ibadah yang dikerjakan menjadi tidak sah. Dengan demikian sebaiknya setiap muslim memperhatikan pelaksanaan rukun dalam setiap ibadahnya.

Lantas apa sebenarnya hikmah yang tersimpan dari pelaksanaan lempar jumrah sebagai salah satu rukun ibadah haji? Simak ulasan berikut dan dapatkan informasinya.

Makna Hikmah dan Khusyuknya Ibadah

Ibadah lempar jumroh, Sumber: detik.com
Ibadah lempar jumroh, Sumber: detik.com

Setiap pemahaman terhadap makna hikmah, memiliki korelasi terhadap khusyuknya ibadah. Termasuk pemahaman seorang muslim terhadap makna melempar jumrah.

Hingga saat ini, sebagian muslim meyakini bahwa makna dari aktivitas melempar jumrah adalah untuk melempar setan. Dengan demikian pemahaman makna yang dianggap menjadi hikmah ini berkaitan dengan rukun yang dilakukannya.

Muslim yang memahami hikmah melempar jumrah dengan makna tersebut, seakan melakukannya dengan kebencian. Yakni benci terhadap setan yang dahulu pernah mengganggu Nabi Ibrahim dan putranya. Dengan dilempar batu, seakan setan mengalami rasa sakit.

Fenomena ini juga sering ditemukan dalam berbagai penjelasan panduan umrah. Sebab realitas itu memang bukanlah sebuah kesalahan.

Tetapi untuk memunculkan motivasi yang lebih, setiap muslim perlu merenungkan makna lain. Dimana dengan makna lain itu, bisa berpotensi menumbuhkan kehambaan yang lebih baik. Sebab pada dasarnya Allah menciptakan setiap hamba hanya untuk tunduk padaNya.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Adz Dzariyat ayat 56 yang artinya,

Aku (Allah) tidak menciptakan jin dan manusia kecuali untuk mengabdi kepadaKu”.

Dengan adanya keterkaitan antara pemahaman dan aktivitas, setiap muslim perlu memperhatikan hal ini. Jika masih ada jamaah umroh yang belum mengetahui hikmah dibalik pelaksanaan lempar jumrah, maka pihak travel bisa memberikan informasi.

Hikmah Melempar Jumrah

Hikmah dari melempar jumrah, Sumber: detik.com
Hikmah dari melempar jumrah, Sumber: detik.com

Sebenarnya ada banyak hikmah dari aktivitas melempar jumrah. Dan berikut adalah beberapa di antara hikmah tersebut:

1. Melempar Setan

Hikmah pertama adalah sebagaimana yang telah disinggung di atas. Dimana hikmah dari aktivitas melempar jumrah bermakna seperti melempar setan.

Pemaknaan yang semacam ini seringkali terlihat dari cara melempar jumrah para jamaah. Yakni ketika melempar mereka lakukan dengan kuat. Pemaknaan yang semacam ini bukanlah salah. Sebab ada riwayat yang menjelaskan hal ini.

Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhu bahwa beliau mengatakan yang artinya,

Ketika Ibrahim kekasih Allah melakukan ibadah haji, tiba-tiba iblis menampakkan diri di hadapan beliau di Jumrah ‘Aqobah. Lalu Ibrahim melempar iblis itu dengan tujuh kerikil, hingga iblis itu masuk ke dalam tanah. Iblis itu menampakkan dirinya kembali di jumrah yang kedua. Lalu melempari iblis itu kembali dengan tujuh kerikil hingga iblis kembali masuk ke dalam tanah. Kemudian iblis menampakkan dirinya kembali di jumrah ketiga. Lalu Ibrahim melempar iblis itu kembali hingga masuk ke dalam tanah”.

Lalu Ibnu ‘Abbas melanjutkan perkataannya,

Kalian merajam setan, bersamaan dengan itu (dengan melempar jumrah) kalian mengikuti agama ayah kalian Ibrahim”. (HR Al Hakim)

2. Realisasi Ketaatan

Sedangkan hikmah yang kedua adalah makna lain yang terkandung di dalam perintah melempar jumrah. Dimana jika yang pertama melempar jumrah dimaknai seperti melempar setan secara tersurat, makna yang kedua adalah makna tersiratnya.

Makna tersirat dari melempar jumrah adalah merealisasikan ketaatan. Dimana ketika seorang muslim menaati perintah dengan melempar jumrah, dirinya sedang mengingat Allah dengan melakukan ketaatan. Dan mengingat Allah bagi manusia merupakan perkara yang sangat dibenci setan.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Al Baqarah ayat 203 yang artinya,

Dan berdzikirlah (mengingat dan menyebut) Allah dalam beberapa hari yang terbilang. Barangsiapa yang ingin bersegera melempar jumrahnya dalam dua hari maka tiada dosa baginya. Dan barangsiapa yang ingin melemparkannya dalam tiga hari maka tidak ada dosa pula baginya”.

Selain itu Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

Sesungguhnya diadakannya thawaf di Ka’bah, sa’i antara Shafa dan Marwa dan melempar jumrah adalah untuk mengingat Allah” (HR Abu Daud)

Dengan pemaknaan yang seperti ini, dalam melempar jumrah seorang jamaah tidak akan sembarangan. Dengan mengingat Allah, realisasi ketaatan yang dilakukannya tidak mengkhawatirkan jamaah lain. Dan bagi travel umroh, pemaknaan yang semacam ini bisa dimasukkan dalam tour guide system.

Itulah setidaknya hikmah yang terkandung dalam aktivitas melempar jumrah. Dan tidak perlu memperdebatkan mana yang benar dan mana yang salah, sebab ada banyak cara pemaknaan dalam Agama Islam.

Dan meskipun tujuan dari aktivitas ini tidak dijelaskan secara gamblang, tugas hamba hanyalah melakukannya. Hamba tidak perlu memikirkan apa yang dikehendaki oleh Allah dari apa yang tidak dijelaskanNya.

Mudahkan Jamaah dengan Aplikasi MuslimPergi

Software Manajemen Umroh Muslim Pergi, Sumber: muslimpergi.com
Software Manajemen Umroh Muslim Pergi, Sumber: muslimpergi.com

Masih banyak informasi lain yang perlu disampaikan kepada jamaah haji dan umroh. Ulasan di atas hanyalah sebagian kecilnya saja. Padahal jika dibahas masih banyak yang lain terkait melempar jumrah. Mulai dari keutamaan melempar jumrah hingga informasi yang lainnya.

Jika dilakukan dengan menjawab satu persatu dari jamaah, tentu hal itu akan menyita banyak waktu. Untuk memberi kemudahan, saat ini layanan bisa dimaksimalkan dengan aplikasi travel umroh MuslimPergi. 

Ketika sebuah travel memiliki aplikasi, maka kemudahan akan tercipta dalam dua sisi. Yakni bagi penyelenggara travel dan jamaah. Banyak hal terkait perjalanan ibadah bisa dimasukkan dalam aplikasi tersebut.

Sehingga jamaah tidak hanya bisa mengakses informasi kapanpun mereka butuh. Namun juga mengakses layanan lain. Apapun akan terasa lebih mudah dengan adanya aplikasi.