Hikmah Thawaf, Kenapa Jamaah Perlu Melakukannya?

Sebagian orang mempertanyakan tentang aktivitas thawaf. Dimana mengapa umat Islam mau berputar mengelilingi Ka’bah. Pertanyaan semacam ini terkadang memunculkan ragu dalam hati jamaah. Edukasi mengenai hikmah thawaf perlu dilakukan untuk menanggulangi terkikisnya keimanan.

Jika dilihat sepintas thawaf seakan memang seperti aktivitas kesia-siaan. Namun bagi orang beriman, pandangan mengenainya tentu berbeda. Sebagai aktivitas yang diajarkan oleh Rasulullah, tentu ada hikmah tersendiri dari pelaksanaan aktivitas thawaf.

Nah apa saja hikmah dari pelaksanaan thawaf dalam ibadah haji dan umroh? Simak ulasan berikut dan dapatkan informasinya!

Hikmah Thawaf

Hikmah melaksanakan thawaf, Sumber: himpuh.or.id
Hikmah melaksanakan thawaf, Sumber: himpuh.or.id

Pada dasarnya dalam setiap perintah terdapat hikmah, termasuk dalam perintah thawaf. Dan berikut adalah beberapa hikmah yang terkandung dibaliknya:

1. Simbol Siklus Kehidupan

Di dalam melakukan thawaf, Hajar Aswad menjadi lokasi awal dan akhir dari pelaksanaannya. Tidak bisa jamaah melakukan thawaf seenaknya, baik dari saat memulai atau pun berhentinya. 

Hal ini memiliki hikmah tersendiri. Yakni seakan pelaksanaan thawaf menjadi simbol dari siklus hidup manusia. Dimana manusia dalam memulai kehidupan berasal dari Allah, serta ketika mati pun akan kembali kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala.

Allah menegaskan firmanNya dalam Surat Al Baqarah ayat 156 yang artinya,

Yaitu orang-orang yang apabila mereka ditimpa musibah mereka berkata, ‘Sesungguhnya kami milik Allah dan hanya kepadaNya lah kami akan kembali”. 

2. Fokus Mengingat Allah

Selanjutnya dalam pelaksanaan thawaf juga memiliki hikmah sebagai media belajar mengingat Allah. Dalam amalan sunnah thawaf, setiap muslim diwajibkan mengelilingi Ka’bah sebanyak tujuh kali. Dimana setiap kali keliling, setiap jamaah akan menemui hal yang sama.

Begitu juga dalam hidup. Setiap manusia akan menemui hal yang sama dalam fase kehidupan. Yakni sesudah sedih akan ada senang, dibalik susah aka nada kebahagiaan. Dan di antara kedua hal itu dan ketika merasakan salah satu darinya manusia selayaknya selalu mengingat Allah. 

Mengingat Allah dalam kondisi apapun akan membawa manusia kepada ketenangan. Sebab pada dasarnya segala perhiasan kehidupan hanya ujian. Ketika mengingat Allah, susah bahagia tidaklah bermakna.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Surat Ar Ra’d ayat 28 yang artinya,

(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram”.

3. Menghargai Perjuangan Nabi Ibrahim

Telah menjadi pengetahuan bersama bahwa rekam jejak pelaksanaan thawaf dimulai sejak masa Nabi Ibrahim ‘Alahissalam. Dengan demikian pelaksanaan thawaf merupakan penghargaan kepada perjuangan beliau.

Memang jika dilihat, tata cara thawaf saat ini telah disempurnakan oleh Rasulullah. Namun hal itu tidak memungkiri akan perjuangan bapak para Nabi tersebut.

Hal yang tetap dilestarikan oleh syariat Islam adalah jumlah thawaf. Jika dahulu setelah selesai merekontruski Ka’bah Nabi Ibrahim dan putranya diperintahkan thawaf sebanyak tujuh kali, saat ini masih sama. Kenyataan ini semakin menguatkan penghargaan Agama Islam terhadap Nabi terdahulu.

4. Taat Pada Ketetapan Allah

Dengan melakukan thawaf, sejatinya setiap jamaah akan tunduk pada ketetapan Allah dengan sendirinya. Meski pada dasarnya manusia itu suka membangkang, namun tidak ada yang berani melakukannya dalam pelaksanaan thawaf. 

Menyimpang dalam thawaf bisa jadi akan menjadi permasalahan umroh dan haji. Sebab sejauh ini banyak jamaah yang tidak melakukan thawaf secara sempurna. Hal ini tentu akan berdampak pada nilai ibadah itu sendiri.

Ketika Allah telah menentukan sebuah perintah, maka manusia sepatutnya menaati. Baik dalam pelaksanaan thawaf dengan jumlah tujuh putaran, juga dalam perintah yang lain. Sebab Allah adalah Maha Bijaksana yang tak mungkin memberi perintah kecuali terdapat nilai kebijaksanaan.

5. Mengikuti Sunnah Rasul

Dan hikmah terakhir dari pelaksanaan thawaf adalah mengikuti sunnah Rasul. Bagi seorang muslim, keselamatan di dunia dan akhirat tidak hanya taat pada syariat. Tetapi juga perlu diiringi dengan mengikuti teladan Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. 

Beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

Disyariatkan thawaf di Ka’bah dan antara Shafa dan Marwa (Sa’i) serta melempar jumrah untuk menegakkan dzikrullah”. (HR Abu Dawud No. 1888)

Nah itulah beberapa hikmah thawaf yang perlu diketahui oleh jamaah haji dan umroh. Dengan mengetahui hikmahnya, pelaksanaan ibadah akan semakin khusyuk dan berkesan.

Perintah Melakukan Thawaf

Perintah melakukan thawaf, Sumber: detik.com
Perintah melakukan thawaf, Sumber: detik.com

Sebagaimana yang telah disinggung di atas, setiap perintah pasti mengandung hikmah. Dan hikmah thawaf telah dijelaskan dalam uraian di atas.

Selain dianjurkan oleh Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam, adakah perintah thawaf yang datang dari Allah? Dengan adanya anjuran dari Rasul dan dikuatkan dengan ayat Al Quran, sebaiknya setiap umat Islam semakin taat untuk melakukannya.

Perintah untuk melakukan thawaf sendiri Allah nyatakan dalam Al Quran. Di dalam Surat Al Hajj ayat 29, Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman yang artinya,

Kemudian hendaklah mereka menghilangkan kotoran (yang ada di badan) mereka, menyempurnakan nazar-nazar mereka dan melakukan thawaf di sekeliling rumah tua (Baitullah)”.

Sejatinya pelaksanaan thawaf adalah untuk mempermudah setiap umat Islam. Sebab tidak hanya umat Islam saja yang melakukan thawaf. Dalam berbagai tafsir, malaikat pun juga Allah perintahkan untuk thawaf. Para malaikat thawaf dengan mengelilingi Baitul Ma’mur. 

Dengan demikian selayaknya umat Islam bahagia dengan perintah thawaf. Dengan hukum thawaf saat umroh dan haji, sepantasnya setiap orang beriman segera melakukannya. Tanpa didahului harus mengerti hikmah yang berada di baliknya.

Sebab pada dasarnya tidak semua perintah Allah akan diketahui oleh makhluk akan tujuan dan hikmahnya. Mempertanyakan perintah yang datang hanya akan mendatangkan keraguan. Terlebih jika tidak kunjung mendapatkan jawaban.

Tetapi terhadap pertanyaan yang dilemparkan oleh setiap jamaah, kewajiban travel umroh untuk memberi jawaban. Salah satu layanan untuk kenyamanan jamaah adalah dengan keterbukaan terhadap pertanyaan. Meski tidak setiap pertanyaan harus dijawab secara langsung atau tatap muka.

Maksimalkan Layanan dengan Aplikasi

Aplikasi Muslim Pergi, Sumber: gannett-cdn.com
Aplikasi Muslim Pergi, Sumber: gannett-cdn.com

Hikmah thawaf hanyalah satu dari sekian pertanyaan yang sering menjadi persoalan jamaah. Selain itu, tentu masih banyak persoalan yang akan ditanyakan jamaah dalam penyelenggaraan biro umroh dan haji.

Terkadang jika harus dijawab satu persatu secara langsung, seringkali akan memakan banyak waktu. Sedangkan untuk mengurus kesiapan keberangkatan jamaah juga diperlukan waktu yang tidak sedikit. Apalagi jika jumlah jamaah yang datang semakin meningkat.

Dengan demikian setiap travel umroh sudah sebaiknya menggunakan aplikasi travel umroh MuslimPergi. Sebuah aplikasi yang bisa diakses menggunakan smartphone. Dimana melalui aplikasi tersebut, dapat diberikan berbagai macam fitur.

Mulai dari fitur manajemen umroh, fitur informasi maupun fitur konsultasi. Dengan adanya fitur-fitur tersebut, akan memberi kemudahan baik bagi pihak penyelenggara maupun para jamaah.

Jika ada pertanyaan mengenai pelaksanaan ibadah pun akan dengan mudah memberi jawaban. Tanpa harus bertemu secara tatap muka, setiap jamaah akan bisa bertanya. Dan pihak penyelenggara pun akan dengan mudah memberi respon.

Dengan memberikan kemudahan kepada para tamu Allah, tentu akan mendatangkan keutamaan tersendiri. Sebab memang pada dasarnya menyelenggarakan biro perjalanan haji dan umroh merupakan sebuah ladang pahala.