Mengenang Tragedi Jatuhnya Crane Masjidil Haram Tahun 2015

Hari Jumat tanggal 11 September 2015 pukul 17.30, dimana hari terjadinya tragedi besar yang tidak diperkirakan semua orang. Sebuah tragedi besar terjadi di Tanah Haram kesayangan umat muslim yakni tragedi jatuhnya crane masjidil haram di musim haji.

Peristiwa yang terjadi pada tahun 2015 ini menjadi sebuah tragedi yang tidak bisa dilupakan banyak umat muslim terutama yang sedang berhaji kala itu.

Tragedi yang memakan banyak korban dan kerusakan tentu menjadi salah satu alasan mengapa tragedi sangat diingat oleh setiap umat muslim. 

Terlebih dengan adanya tragedi ini pula Masjidil Haram sempat menghentikan semua aktivitas yang sangat jarang atau bahkan tak pernah terjadi.

Lalu bagaimana kronologi sesungguhnya? Apa penyebabnya? Berapa jumlah korban dari tragedi ini?

Mari kita jawab bersama semua pertanyaan tersebut pada artikel ini. 

Kronologi Jatuhnya Crane Masjidil Haram

Suasana haji. Sumber: unsplash.com
Suasana haji. Sumber: unsplash.com

Kala itu memang pemerintah setempat tengah melakukan proyek perluasan Masjidil Haram, masjid suci umat muslim menjadi 400.000 meter persegi yang ditargetkan akan selesai pada tahun 2020 supaya bisa menampung lebih dari 1.85 juta jamaah.

Proyek perluasan ini tentunya supaya Masjidil Haram bisa menampung lebih dari 1.80 juta jamaah, dimana saat itu Masjidil Haram hanya bisa menampung kurang lebih 80.000 jamaah. Yang berakibat pada berdesakannya para jamaah terutama ketika musim haji.

Dalam pernyataan Menteri Informasi dan Kebudayaan Adel Al Turaihi mengatakan bahwa perluasan tak hanya dilakukan di area masjid, tetapi juga di area lapangan sekitar masjid dan area mataf dengan total area nantinya mencapai 1.47 meter persegi.

Selain perluasan area, proyek ini juga melakukan penambahan 680 lift baru bagi jamaah disabilitas, 4.524 speaker untuk sistem suara, 6.635 unit kamera pemantau, 2.100 toilet baru, dan sistem pembersih debu. 

Sebagai pelaku kontraktor proyek ini adalah Bin Ladin Group, mereka membuat semua fasilitas tersebut dibuat menggunakan bahan-bahan terbaik.

Proyek ini memanglah terbilang proyek terbesar sepanjang sejarah Masjidil Haram. Dapat dilihat dari banyaknya alat-alat berat yang tampak di sekeliling masjid kala itu. 

Salah satunya adalah crane. Dimana crane tersebut diperkirakan menelan biaya lebih dari 100 miliar saudi riyal atau sekitar 354 triliun rupiah. 

Proyek Perluasan Masjidil Haram. Sumber: google.com
Proyek Perluasan Masjidil Haram. Sumber: google.com

Di tengah-tengah proyek tersebut, pada hari jumat tersebut terdapat angin kencang dan hujan deras hingga airnya masuk ke daerah Masjidil Haram. 

Hingga akhirnya saat para jamaah hendak bersiap untuk sholat maghrib dikejutkan dengan jatuhnya crane Masjidil Haram. Dan tanpa terelakkan crane tersebut menimpa lantai tiga dan juga para jamaah.

Dengan terkejut para jamaah berlarian untuk menyelamatkan diri hingga ada beberapa yang mengakui bahwa mereka sempat terinjak injak.

Mendapat laporan bahwa terjadi kejadian tersebut aparat mekkah dan tim medis segera datang ke lokasi. Mereka segera mengevakuasi seluruh korban dan membawa mereka ke rumah sakit-rumah sakit terdekat.

Seluruh aktivitas di dalam Masjidil Haram Pun dihentikan terlebih dahulu untuk sementara waktu. Hal ini untuk memudahkan mereka untuk mengevakuasi seluruh korban yang ada.

Dari tragedi ini dinyatakan bahwa terdapat lebih dari 100 korban tewas dan lebih dari 200 korban luka. Dari banyaknya korban tewas tersebut dilaporkan bahwa sekitar 4 korban merupakan jamaah dari Indonesia. Tak hanya itu dilaporkan juga terdapat sekitar 30 jamaah Indonesia menjadi korban luka.

Selain Indonesia yang menjadi korban dari tragedi jatuhnya crane Masjidil Haram diantaranya Pakistan, India, Bangladesh, Malaysia, Turki, Aljazair, Iran, Irak, Libya, Afganistan dan Mesir.

Penyebab Terjadinya Tragedi

Crane Masjidil Haram Jatuh. Sumber: google.com
Crane Masjidil Haram Jatuh. Sumber: google.com

Dibalik besarnya tragedi ini siapakah yang harus disalahkan? dan apa penyebab jatuhnya crane tersebut.

Dari tragedi ini Pemerintah Kerajaan Saudi tetapkan 13 tersangka yang merupakan karyawan Bin Ladin Group yang saat itu menjadi kontraktor proyek perluasan Masjidil Haram.

Namun menurut pengadilan Arab Saudi yang dimuat pada Laman Saudi Gazette (24/10) menyatakan bahwa jatuhnya crane yang menimpa banyak jamaah adalah akibat dari bencana alam bukan kelalaian karyawan Bin Ladin Group.

Sehingga dari pengadilan tersebut ketiga belas tersangka tersebut dibebaskan dari tuntutan penyebab terjadinya tragedi tersebut.

Walau Jaksa Agung menyatakan keberatan dan hendak mengajukan banding, Hakim menyatakan bahwa keputusan tersebut sudah ditetapkan dari evaluasi secara menyeluruh laporan aspek mekanik, geofisik dan teknik yang dibuat badan Meteorologi dan Lingkungan.

Dimana laporan tersebut menyatakan bahwa hujan lebat dan angin kencang lah yang menjadi penyebab jatuhnya crane.

Dari pengadilan tersebut juga tidak memberikan bukti kuat bahwa Bin Ladin Group menyalahi aturan keselamatan.

Semua laporan dari sejumlah ahli Bin Ladin Group dan Badan Pertahanan Sipil menyatakan bahwa crane tersebut dalam posisi tegak dan aman tidak ada kesalahan yang dilakukan oleh mereka karena sudah melalui prosedur keselamatan dengan baik.

Dalam sebuah pengadilan Arab Saudi Mekkah tersebut juga memutuskan bahwa korban akibat tragedi jatuhnya crane Masjidil Haram tidak akan mendapat uang kompensasi.

Tetapi Raja Salman bin Abdulaziz al Saud yang saat itu mengunjungi lokasi kejadian mengatakan seluruh korban harus mendapat kompensasi.

Hingga pemerintah melalui Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) Riyadh mengatakan bahwa mereka menerima cek santunan bagi para korban musibah jatuhnya crane.

Cek yang diterima sebesar USD 6,13 juta atau setara dengan 85,1 milyar rupiah. Dengan jumlah cek santunan sebesar 3 lembar ini terdiri dari dua monimal.

Yang pertama sebesar 1 juta riyal atau setara dengan 3,8 milyar untuk korban meninggal dan korban cacat permanen. Serta yang kedua sebesar 500 ribu riyal atau setara dengan 1,8 milyar rupiah untuk korban luka berat.

Cek tersebut ternyata bukanlah sebagai uang kompensasi tetapi murni santunan dan perhatian besar Raja Salman terhadap para korban musibah tragedi jatuhnya crane Masjidil Haram.

Tragedi ini memanglah menjadi salah satu tragedi menyedihkan bagi umat muslim, namun alhamdulillah bisa terselesaikan dengan baik.  

Terlebih kabar gembira bagi mereka korban meninggal, terdapat banyak keutamaan yang akan mereka dapat karena berada pada Tanah Haram.

Sebuah tragedi atau musibah dan kematian seseorang adalah takdir yang sudah Allah tetapkan. Obat yang mujarrab ketika musibah datang ini adalah iman kepada Takdir Allah. Karena dengan beriman kepada takdir, seseorang akan menyakini bahwa semua itu karunia Allah ta’ala.

Nah itu dia segala ulasan yang bisa kami sampaikan untuk anda mengenai tragedi pada tahun 2015 ini. Terimakasih sudah menyimak hingga akhir.