Mandi Ihram, Samakah dengan Mandi Wajib?

Mandi menjadi satu cara bersih diri yang hampir dilakukan setiap hari oleh manusia. Tetapi jika berkaitan dengan pelaksanaan syariat, ada mandi yang harus dilakukan dengan cara tertentu. Dan bagi umat Islam yang akan haji atau umroh, sebaiknya tidak meninggalkan mandi ihram.

Dalam praktek di lapangan, ada saja persoalan yang akan ditemui oleh jamaah. Salah satu yang sering terjadi yaitu ada jamaah yang ragu saat tiba-tiba dirinya junub. Bahkan ada yang menganggap mandi ihram sudah cukup untuk menggantikan mandi junub.

Sebelum ke Tanah Suci setiap jamaah perlu mempersiapkan semuanya sebaik mungkin. Salah satunya adalah berkaitan dengan pemahaman tentang jenis mandi dalam Islam.

Apa itu Mandi Ihram?

Apa itu mandi ihram, Sumber: scene7.com
Apa itu mandi ihram, Sumber: scene7.com

Dalam syariat Islam, terdapat mandi yang dianjurkan untuk dilakukan sebelum menunaikan ibadah. Salah satunya adalah dalam ibadah haji dan umroh. Sebelum melakukannya, sebaiknya jamaah melakukan mandi ihram.

Mandi ihram dianjurkan baik untuk jamaah laki-laki maupun perempuan. Setiap jamaah sebaiknya tidak meninggalkan mandi ini. Sebab tujuan dari mandi ini adalah untuk kebersihan setiap jamaah sebelum ibadah menghadap Allah.

Hukum mandi ihram ini sendiri sama dengan hukum mandi yang dilakukan sebelum ibadah lainnya. Sehingga ketika seorang jamaah tidak sempat atau lupa tidak melakukannya, maka tidak akan membatalkan ibadah.

Sama sebagaimana mandi sebelum shalat jumat. Ketika ada seorang muslim yang tidak sempat melakukannya, maka shalat jumat tetap sah dilakukan. Dari sini dapat dipahami bahwa mandi ihram ini termasuk dalam mandi sunnah. Dilakukan sebagai syarat afdhaliyah.

Sedangkan mandi wajib adalah mandi yang harus dilakukan oleh seseorang. Jika tidak melakukan mandi wajib, maka selain ibadah menjadi tidak sah, yang bersangkutan juga akan berdosa. 

Untuk mandi wajib ini terjadi karena memiliki sebab tertentu. Ada banyak sebab diharuskannya mandi wajib. Mulai dari karena junub, nifas dan masih banyak lagi. Dan mandi wajib memiliki tata cara yang berbeda dengan mandi ihram.

Tata Cara Mandi Ihram

Tata cara mandi ihram, Sumber: viva.co.id
Tata cara mandi ihram, Sumber: viva.co.id

Dalam panduan umroh, biasanya telah dijelaskan berkaitan tata cara mandi ihram. Dan berikut adalah langkah mandi ihram yang biasa dilakukan:

1. Baca Niat

Pertama yang dilakukan tentu dengan berniat yang diucapkan dengan lisan. Niat yang diucapkan dengan lisan akan lebih memberi kesan dalam pelaksanaan. Dalam hal ini, jamaah hanya perlu berniat dalam hati. Bahkan, tidak harus berbahasa Arab, niat bisa dilafalkan dengan bahasa apapun.

2. Mandi Ihram

Setelah membaca niat, basuh tangan kanan dan kiri sebanyak tiga kali. Kemudian basuh semua kotoran yang melekat pada tubuh. Jika ada kotoran yang melekat dan membandel, sebaiknya mengusahakan untuk menghilangkannya.

Setelah itu disambung dengan berwudhu. Wudhu ini dilakukan sama dengan wudhu ketika akan melakukan shalat. 

Setelah berwudhu dilanjutkan dengan mandi seperti mandi pada biasanya. Tetapi dimulai dengan mengguyur kepala sebanyak tiga kali. Dan diniatkan untuk menghilangkan segala hadats yang ada pada tubuh. Dengan disertai memberikan wewangian seperti sabun.

Kemudian guyur anggota badan bagian kanan sebanyak tiga kali, kemudian dilanjut bagian kiri sebanyak tiga kali. Setelah selesai baru bisa bersegera memakai wangi-wangian pada anggota badan sebelum memakai pakaian ihram.

Yang membedakan mandi ihram dengan mandi wajib adalah apa yang ada pada mandi wajib. Yaitu dengan membersihkan pada bagian kemaluan. Sebab inilah yang menjadi sumber najis yang membuat ibadah menjadi tidak sah.

Nah itulah langkah-langkah untuk melakukan mandi ihram. Sebab mandi ihram masih dalam tahapan awal, setiap jamaah perlu untuk melakukannya. Berbeda ketika baru ingat saat sudah melakukan rangkaian ibadah di lapangan.

Pengecualian dalam Mandi Ihram

Pengecualian dalam mandi ihram, Sumber: googleusercontent.com
Pengecualian dalam mandi ihram, Sumber: googleusercontent.com

Sebagaimana yang telah disinggung di atas, tujuan dari pelaksanaan mandi ihram adalah untuk kebersihan. Sedangkan untuk mandi wajib, tujuannya adalah untuk kesucian dan kebersihan.

Maka dari itu ketika dalam dalam keadaan najis, setiap jamaah harus melakukan mandi wajib meski tidak mandi ihram. Tetapi dalam mandi ihram, ternyata ada pengecualian. Yang dimaksud adalah pengecualian bagi para wanita yang sedang dalam keadaan nifas.

Bagi wanita yang nifas, mereka boleh hanya melakukan mandi ihram dan tidak perlu mandi wajib. Hal itu disebabkan keadaan mereka yang darurat. Sedangkan dalam kasus junub, keadaannya bukanlah darurat namun memiliki keleluasaan.

Dalam sebuah riwayat dari Jabir Radhiyallahu ‘Anhu, terdapat sebuah penjelasan yang artinya,

Lalu kami keluar bersama beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu tatkala sampai di Dzul Hulaifah, Asma’ binti ‘Umais melahirkan Muhammad bin Abu Bakr. Lalu Asma’ mengutus seseorang untuk bertemu dengan Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dan bertanya, ‘Apa yang aku kerjakan?’ Maka beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam menjawab, ‘Mandilah dan beristitsfarlah kemudian ihram”. (HR Muslim)

Momen umroh bersama Rasulullah adalah waktu terbaik umroh. Sebab jika terjadi sesuatu seperti kasus di atas, maka tinggal bertanya agar pelaksanaan umroh tetap lancar. Dimana dalam kasus tersebut, Rasulullah memberi solusi dengan mandi dan istitsfar.

Padahal sebagaimana diketahui bersama, waktu nifas adalah seorang wanita yang baru melahirkan dan keadaannya belum sempurna. Yaitu dirinya masih mengeluarkan darah. Maka tidak mungkin solusi yang diberikan adalah disuruh melakukan mandi wajib.

Maka yang dimaksud Rasulullah di atas adalah dengan melakukan mandi biasa kemudian istitsfar. Maksud dari istitsfar sendiri adalah sebuah cara untuk menghalangi darah yang keluar dari kemaluan pada orang nifas.

Cara yang sering dilakukan pada masa lalu adalah dengan cara memberikan kain panjang yang diletakkan di tempat darah tersebut. Kemudian dililitkan sedemikian rupa agar darah tidak menetes. 

Fenomena inilah yang sering dipahami oleh jamaah zaman sekarang dengan kebiasaan meminum pil penghenti haid. Padahal cara menghentikan darah haid dan nifas telah diajarkan oleh Rasulullah. Yakni bagi jamaah wanita yang berhalangan itu cukup melakukan istitsfar.

Tetapi ketika yang terjadi adalah haid biasa, maka seorang wanita sebaiknya tetap melakukan perintah mandi ihram. Sebab haid tidak seberat dan serepot nifas setelah melahirkan. Dimana keringanan terhadap keduanya tentu akan berbeda.

Hindari Setelah Mandi Ihram

Hal yang dihindari setelah mandi ihram, Sumber: muslimhands.org.uk
Hal yang dihindari setelah mandi ihram, Sumber: muslimhands.org.uk

Bagi setiap jamaah, sebaiknya juga perlu menghindari larangan setelah mandi ihram. Sebab mandi ihram belum masuk dalam rangkaian ibadah. Rangkaian ibadah jamaah dimulai ketika jamaah telah memakai pakaian ihram dan berniat.

Dengan demikian ketika selesai mandi, sebaiknya jamaah menghindari bersegera niat ihram. Sebab sebelum memakai pakaian ihram, ada sunnah yang sebaiknya ditunaikan terlebih dahulu. Yakni memakai wewangian.

Jika telah menggunakan pakaian ihram, baru jamaah memakai wewangian maka hal ini merupakan perbuatan yang dilarang. Yang disunnahkan adalah sebelum berniat ihram dan sebelum memakai pakaian ihram.

Terdapat sebuah riwayat dari ‘Aisyah Radhiyallahu ‘Anha yang artinya,

Dahulu aku mengenakan wewangian pada tubuh Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam dengan wewangian yang paling baik. Sehingga aku mendapati kemilau wewangian tersebut di kepala dan jenggotnya”. (HR Bukhari)

Nah itulah ulasan mengenai mandi ihram. Untuk memberikan informasi yang lebih update, travel umroh bisa memanfaatkan aplikasi travel umroh MuslimPergi. Sebuah aplikasi yang bisa diakses hanya dengan menggunakan smartphone.

Dengan adanya aplikasi tersebut pelaksanaan ibadah jamaah akan semakin mudah. Apapun yang mereka butuhkan bisa didapatkan tanpa harus kemanapun. Dan pelayanan dengan menambahkan aplikasi tentu akan menjadi keunggulan tersendiri.