Mengenal Masjid Al Jumu’ah, Tempat Pertama Rasulullah Shalat Jumat

Dalam persebaran Agama Islam, tempat menjadi satu bagian penting yang tak terpisahkan darinya. Sebab adanya eksistensi sebuah tempat, seringkali menjadi bukti kebenaran sejarah. Dari banyaknya tempat yang menjadi saksi sejarah, Masjid Al Jumu’ah menjadi satu diantaranya.

Sejauh ini memang telah banyak situs jejak sejarah yang sudah tidak ada lagi. Tetapi jika masih ada bangunan bersejarah, selain menguatkan kebenaran sejarah juga bisa menjadi sarana belajar. Dan saat berhubungan dengan agama, akan semakin menguatkan iman orang yang mengunjunginya.

Nah dalam ulasan kali ini, akan dibahas mengenai Masjid Al Jumu’ah. Masjid yang dahulu menjadi tempat Rasulullah melaksanakan shalat jumat pertama kali. Simak ulasannya dan dapatkan informasinya!

Letak Masjid Al Jumu’ah

Lokasi dan letak Masjid Al Jumu'ah, Sumber: webane.net
Lokasi dan letak Masjid Al Jumu’ah, Sumber: webane.net

Bagi jamaah umroh maupun haji, masjid ini menjadi satu destinasi yang memiliki daya tarik tersendiri. Selain karena sejarah Masjid Al Jumu’ah, letak yang tak jauh dari pusat Kota Madinah pun menjadi salah satu alasannya.

Secara administratif, letak masjid ini masih masuk ke dalam teritorial Kota Madinah. Tepatnya yakni berada di barat daya Madinah, berdekatan dengan Wadi Ranuna’. Adanya wadi tersebut menjadi satu alasan mengapa tempat ini dijadikan tempat ibadah.

Jika ditempuh dari Masjid Quba, jaraknya dengan masjid tersebut sekitar 900 meter. Berada di sebelah sisi utara Masjid Quba. Dan jika ditempuh dari Masjid Nabawi, jaraknya sekitar enam kilometer. 

Jika ingin berkunjung ke Masjid Al Jumu’ah, jamaah bisa memilih paket promo umroh yang memasukkan masjid itu dalam destinasinya. Sebab dengan masuk ke dalam paket, maka akan lebih mempermudah kunjungan setiap jamaah.

Sejarah Pembangunan Masjid

Sejarah pembangunan Masjid Al Jumu'ah, Sumber: wikipedia.com
Sejarah pembangunan Masjid Al Jumu’ah, Sumber: wikipedia.com

Masjid Al Jumu’ah pada mulanya tidak semegah saat ini. Perlu proses yang panjang dalam sejarah pembangunannya. Sebab pada mulanya memang masjid hanya dibuat seadanya dengan menggunakan konstruksi batu.

Masjid beberapa kali mengalami kerusakan sebelum akhirnya dibongkar. Dan dibangun kembali oleh oleh pemerintahan Khilafah Abbasiyah. Lalu setelah dirasa perlu perbaikan, Khalifah Umar bin Abdul Aziz kembali melakukan renovasi pada tahun 159 Hijriah.

Proses renovasi tidak berhenti sampai disitu. Sebab memang pada dasarnya penduduk dan pengunjung semakin meningkat dari tahun ke tahun. 

Sehingga pada masa selanjutnya Syamsudin Qawan melanjutkan kembali proses renovasi. Tidak hanya pada luas dan fisik bangunan masjid, renovasi juga dilakukan pada ornamen untuk menambah sisi keindahan masjid.

Kesultanan Utsmani juga tidak kalah dalam memperhatikan proses renovasi masjid. Di bawah pemerintahan Sultan Bayazid, renovasi terhadap Masjid Al Jumu’ah juga dilakukan. Setelah itu dilanjutkan kembali oleh Sayyid Hasan Asy Syarbashi pada tahun 14 Hijriah.

Dan proses renovasi besar-besaran terakhir dilakukan oleh Pelayan Dua Tanah Suci, Raja Fahd bin Abdul Aziz. Pada tahun 1409 H beliau memerintahkan Kementerian Wakaf Arab Saudi untuk melakukan hal ini. Pada dasarnya memang Raja Fahd memiliki perhatian besar terhadap masjid-masjid di wilayah Arab.

Terlebih jika masjid tersebut memiliki sejarah terhadap persebaran Agama Islam. Beliau tidak perhitungan dalam memberikan perbaikan. Contohnya adalah terhadap Masjid Al Jumu’ah ini.

Renovasi yang beliau lakukan begitu menakjubkan. Pasalnya, renovasi yang dilakukan tidak hanya pada bagian yang digunakan untuk beribadah. Namun juga dengan memberikan tambahan-tambahan lain yang berfungsi sebagai penyempurna fasilitas masjid.

Dan hingga saat ini belum ada renovasi lagi yang dilakukan oleh pemerintah setempat. Yang dilakukan hanya perawatan agar masjid tetap terkesan indah dan bersih.

Fasilitas Masjid yang Sangat Mencukupi

Fasilitas tempat wudhu yang nya, Sumber: sindonews.netman
Fasilitas tempat wudhu yang nya, Sumber: sindonews.netman

Saat ini bisa dikatakan Masjid Al Jumu’ah telah memiliki fasilitas yang mencukupi. Baik itu untuk peribadahan maupun untuk menyokong peradaban.

Pasalnya selain ruang utama masjid untuk ibadah yang luas dan bersih, masjid juga memiliki fasilitas lain. beberapa di antaranya adalah adanya perpustakaan yang dibuka untuk umum. Bahkan selain itu juga ada madrasah tersendiri untuk para penghafal Al Quran.

Selain itu bagi imam dan muadzin, telah disiapkan asrama tersendiri. Dimana dengan asrama itu, jamaah tidak perlu risau dengan pelaksanaan ibadah shalat di sana. Waktu shalat akan senantiasa terjaga sebab pengurus berada di area masjid.

Dan untuk jamaah pada umumnya, ada banyak fasilitas yang bisa dimanfaatkan. Seperti toilet yang selalu bersih, tempat wudhu yang nyaman dan masih banyak lagi.

Dan untuk pelaksanaan ibadah shalat, saat ini masjid bisa menampung sebanyak 650 jamaah. Jumlah ini jauh dari masa sebelum renovasi yang hanya bisa menampung 70 jamaah. Dan informasinya bagi jamaah wanita tidak perlu khawatir ikhtilat, sebab telah disediakan mushola sendiri.

Saat berada di luar masjid pun pengunjung dapat menikmati pemandangan yang luar biasa. Sebab dalam lokasi Masjid Al Jumu’ah memiliki menara yang terpancang tinggi menjulang. Begitu menyatu dengan keadaan alamnya yang luar biasa.

Para pengurus masjid pun siap menjadi tour guide system bagi yang ingin bertanya-tanya tentang masjid. Baik itu dari sejarah masjid, proses pembangunan hingga hal lain berkaitan dengan masjid.

Shalat Jumat Pertama Rasulullah

Masjid Al Jumu’ah menjadi satu masjid bersejarah bagi umat Islam. Sebab masjid ini menjadi tempat bagi Rasulullah dalam menunaikan shalat jumat pertama. Sholat yang dilakukan sepekan sekali bagi umat Islam khususnya laki-laki.

Dalam berbagai literasi sejarah, pelaksanaan shalat jumat tersebut ketika Rasulullah melakukan Hijrah. Yakni berpindah dari Kota Mekkah Al Mukaromah ke Kota Madinah Al Munawaroh.

Setelah melalui jalan hijrah yang berat dan penuh resiko, Rasulullah sempat singgah di Masjid Quba selama empat hari. Di masjid ini selain beristirahat, beliau juga melakukan aktivitas ibadah. Sehingga dikenal lah Masjid Quba sebagai masjid pertama Sang Rasul di Madinah.

Setelah dirasa mampu melanjutkan perjalanan, beliau pun kembali melangkah menuju sahabat-sahabatnya yang telah hijrah lebih dahulu. Namun ketika di tengah perjalanan, datanglah waktu shalat jumat. 

Pada dasarnya perintah shalat jumat telah turun semenjak Rasulullah masih berada di Kota Mekkah. Sebab Rasulullah mengalami intimidasi, maka shalat jumat pun pertama kali dilakukan dalam proses perjalanan hijrah beliau.

Dari sini dapat dipahami bahwa Rasulullah bukanlah pribadi yang menunda ibadah. Sebab proses hijrah bukanlah dalam kondisi nyaman. Tetapi saat sudah aman karena jauh dari kaum Quraisy, Rasulullah pun segera menunaikan perintah.

Itulah Masjid Al Jumu’ah, salah satu masjid yang bisa dijadikan destinasi dalam perjalanan ibadah ke Tanah Suci. Selain menyimpan sejarah, keindahan Masjid Al Jumu’ah juga akan memikat hati siapapun yang mengunjunginya.

Aplikasi MuslimPergi untuk Travel Umroh

Software Manajemen Umroh Muslim Pergi, Sumber: muslimpergi.com
Software Manajemen Umroh Muslim Pergi, Sumber: muslimpergi.com

Informasi di atas hanyalah salah satu dari banyaknya informasi yang sebaiknya diketahui setiap jamaah. Semakin banyak informasi yang diketahui jamaah, akan menjadikan mereka semakin semangat dalam pelaksanaan ibadah haji maupun umroh.

Dan untuk meningkatkan layanan kepada jamaah, travel umroh saat ini bisa memanfaatkan aplikasi travel umroh MuslimPergi. Aplikasi yang bisa diakses dengan menggunakan smartphone. 

Adanya aplikasi akan semakin memudahkan jamaah dalam pelaksanaan ibadah. Sebab apapun yang mereka butuhkan dapat diakses kapanpun dan dimanapun. Baik itu informasi maupun hal-hal yang perlu disiapkan dalam pelaksanaan ibadah.

Memberikan kemudahan kepada para tamu Allah akan mendatangkan keutamaan tersendiri. Pada dasarnya memudahkan sesama akan mengundang kemudahan dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.