Praktek Tayamum Sesuai Sunnah, Seperti Apa?

Agar lancar melaksanakan ibadah, setiap muslim perlu mengetahui praktek tayamum sesuai sunnah. Bersuci dengan tujuan ibadah berbeda dengan bersuci pada umumnya. Jika tidak mengikuti sunnah, bersuci yang salah bisa saja menjadikan ibadah tidak sah.

Tayamum merupakan satu cara bersuci dalam Islam. Tidak hanya dalam ibadah, tayamum juga bisa dilakukan untuk bersuci dari junub. Meskipun saat ini pelaksanaannya jarang ditemui, namun dengan mengetahui praktek tayamum seorang muslim akan senantiasa siap di segala keadaan.

Lantas bagaimana praktek atau cara bertayamum yang sesuai dengan sunnah Nabi? 

Dalil Praktek Tayamum

Hadits tentang sholat tepat waktu. Sumber: google.com
Hadits tentang bersuci dengan tayamum. Sumber: google.com

Sebagai cara bersuci yang disyariatkan, praktek tayamum tentu memiliki dalil pelaksanaannya. Secara sederhana, tayamum dapat dipahami sebagai sebuah peribadatan kepada Allah berupa mengusap wajah dan kedua tangan dengan sho’id (debu yang bersih).

Ada banyak dalil terkait praktek tayamum. Mulai dari Al Quran, hadits bahkan hingga kesepakatan para ulama. Salah satu dalil dari Al Quran adalah yang tertera dalam Surat Al Maidah ayat 6 yang artinya,

Dan jika kamu sakit atau sedang dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air atau berhubungan badan dengan perempuan lalu kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan permukaan bumi yang baik (bersih). Sapulah mukamu dan tanganmu dengan tanah itu”.

Berdasarkan ayat tersebut, dapat diketahui bahwa syarat tayamum adalah saat tidak didapatkan air. Selain itu, jika dikhawatirkan persediaan air tidak cukup untuk berwudhu, tayamum juga boleh dilakukan meskipun tetap melihat keadaan.

Selain dari dalil ayat Al Quran, juga terdapat dalil dari hadits Nabi berkaitan pelaksanaan tayamum. Dari sahabat Abu Hudzaifah Ibnul Yaman, bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

Dijadikan bagi kami (umat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) permukaan bumi sebagai thohur (sesuatu yang dapat digunakan untuk bersuci/ tayamum) jika kami tidak menjumpai air”. (HR Muslim)

Dengan adanya dalil di atas menjadikan tayamum sebagai salah satu syariat yang sebaiknya muslim pahami. Sebab dengan memahaminya, setiap muslim tidak akan gelagapan saat tidak menemui air. Terutama bagi jamaah umroh, pemahaman tentang tayamum dapat dijadikan bekal umroh.

Media Praktek Tayamum

Media untuk dipakai bertayamum, Sumber: republika.id
Media untuk dipakai bertayamum, Sumber: republika.id

Setelah mengetahui dalil tentang praktek tayamum, setiap muslim sebaiknya juga mengerti terkait media yang bisa digunakan. Walaupun pada dasarnya tayamum dilakukan menggunakan debu yang bersih, lantas yang dimaksud adalah debu yang terdapat dimana?

Secara garis besar, media untuk praktek tayamum adalah menggunakan seperti penjelasan dari sahabat Abu Hudzaifah ibnu Yaman di atas. Namun, dalam hadits lain terdapat penjelasan tambahan yang artinya,

Dijadikan permukaan bumi seluruhnya bagiku (Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam) dan umatku sebagai tempat untuk sujud dan sesuatu yang digunakan untuk bersuci”. (HR Ahmad)

Dari penjelasan tersebut dapat diketahui bahwa semua yang ada di permukaan bumi bisa untuk dijadikan sarana praktek tayamum. Baik itu tanah yang berada di atas bumi, pasir, batu, jalanan dan lain sebagainya.

Meskipun demikian, bertayamum menggunakan media-media di atas telah diketahui kebersihannya. Maksudnya tidak mendapati benda yang najis yang berada di permukaan maupun sekitarnya.

Dengan demikian sejatinya seorang muslim tetap bisa menjaga sholat tepat waktu meskipun tidak menjumpai air. Dengan media yang berada di dekatnya, setiap muslim bisa bertayamum untuk menunaikan ibadah sholat.

Cara Praktek Tayamum

Pelaksanaan tayamum, Sumber: republika.co.id
Pelaksanaan tayamum, Sumber: republika.co.id

Setelah mengetahui media yang bisa digunakan untuk bertayamun, lantas bagaimana tata cara tayamum yang benar? Maka jawabannya adalah dengan mengikuti yang telah Rasulullah lakukan.

Ammar bin Yasir, seorang sahabat Rasulullah bertutur yang artinya,

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengutusku untuk suatu keperluan, kemudian aku mengalami junub dan aku tidak mendapati air. Maka aku berguling-guling di tanah selayaknya hewan yang berguling-guling di tanah. Kemudian aku ceritakan hal tersebut kepada Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. lantas beliau berkata, “Sesungguhnya engkau cukup melakukan seperti ini”. Seraya beliau sambil memukulkan telapak tangannya ke permukaan bumi sekali pukulan lalu meniupnya. Kemudian beliau mengusap punggung telapak tangan (kanan)nya dengan tangan kirinya dan begitu juga sebaliknya. Lalu beliau mengusap wajahnya dengan kedua telapak tangannya”. (HR Bukhori)

Selain hadits di atas, juga terdapat penjelasan lain yang artinya,

Dan beliau mengusap wajahnya dan kedua telapak tangannya dengan sekali usapan”. (HR Bukhari)

Dari kedua penjelasan di atas, dapat diketahui bagaimana cara praktek tayamum. Yakni dengan sekali tepuk pada permukaan bumi (atau permukaan benda) lalu meniupnya. Kemudian mengusap kedua telapak tangan ke wajah satu usapan. Setelah itu usap punggung telapak tangan sekali-sekali usapan.

Perlu diketahui bahwa saat mengusap tangan hanya sampai pergelangan tangan. Bukan sampai siku sebagaimana ketika berwudhu.

Pembatal Tayamum

Pembatal bersuci dengan cara bertayamum, Sumber: sonora.id

Satu yang yang juga penting untuk diketahui selain cara bertayamum adalah apa yang membuat tayamum batal. Sebab setiap bersuci, ada yang bisa membatalkannya. Maka secara umum yang membatalkan tayamum adalah yang membatalkan wudhu.

Namun untuk tayamum, jika telah menemukan air maka sebaiknya seorang muslim mengulang untuk bersuci. Sebab dilakukannya tayamum adalah tidak dijumpainya air.

Dari sebuah hadits yang diriwayatkan dari sahabat Sa’id Al Khudri Radhiyallahu ‘Anhu, terdapat penjelasan yang artinya,

Dua orang laki-laki melakukan perjalanan keluar untuk safar. Kemudian tibalah waktu shalat dan tidak ada air di sekitar mereka. Kemudian keduanya bertayamum dengan permukaan bumi yang suci lalu keduanya sholat. Setelah itu keduanya menemukan air sedangkan waktu itu masih masuk dalam waktu shalat yang mereka kerjakan tadi. Lalu salah seorang dari mereka berwudhu lalu mengulangi shalat sedangkan yang lainnya tidak mengulangi sholatnya. Keduanya lalu menemui Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam lalu menceritakan yang mereka alami. Lalu beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berkata kepada yang tidak mengulangi sholatnya, “Apa yang kamu lakukan telah sesuai dengan sunnah dan kamu telah mendapatkan pahala sholatmu”. Dan beliau berkata kepada yang mengulangi sholat, “Untukmu dua pahala”. (HR Abu Dawud)

Dengan demikian dapat diketahui meskipun telah sah beribadah dengan tayamum, namun berbeda jika setelahnya menjumpai air. Sebaiknya setelah menjumpai air seorang muslim mengulang untuk bersuci dan ibadah yang dilakukan untuk mendapatkan keutamaan.

Itulah ulasan mengenai praktek tayamum yang bersumber dari sunnah Nabi. Setiap travel umroh dapat memaksimalkan layanan kepada para jamaah dengan aplikasi travel umroh.

Selain untuk pelayanan yang maksimal, melalui aplikasi tersebut dapat disediakan informasi terkait dunia Islam. Tidak hanya tentang thoharoh, bahkan termasuk doa-doa termasuk doa setelah tayamum.

Dengan demikian setiap jamaah dapat dengan mudah mengakses yang diperlukan terkait umroh dan dunia keislaman. Tidak perlu kemanapun, namun cukup dengan aplikasi yang ada dalam smartphone. Satu sentuhan beragam kemudahan.

Semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala memudahkan bagi setiap hambaNya untuk mengerti tentang syariatNya. Serta menjadikan berkah bagi setiap agen travel umroh yang memberi pelayan ikhlas dan maksimal bagi setiap tamu Allah.