Sejarah Hajar Aswad, Batu yang Berasal dari Surga

Saat menunaikan ibadah haji maupun umroh, Hajar Aswad menjadi satu objek yang sering dikerumuni oleh jamaah. Tidak hanya untuk menyentuhnya, namun para jamaah hingga berebut untuk bisa menciumnya. Namun, di balik semua itu, benarkah sejarah Hajar Aswad asalnya dari surga?

Meskipun menjadi tempat kembali yang diharapkan setiap orang beriman, bentuk surga masih belum bisa terjangkau akal manusia. Maka jika ada bagiannya yang ada di bumi, tentu begitu menakjubkan. Namun, dengan bentuk Hajar Aswad yang seperti batu pada umumnya, seringkali dipersoalkan oleh banyak orang.

Dalam pembahasan kali ini, akan diulas mengenai fakta sejarah dari batu istimewa tersebut. Para agen travel umroh dapat menjadikan ulasan ini menjadi satu referensi bagi setiap jamaahnya.

Sejarah Hajar Aswad

Sejarah Hajar Aswad, Sumber: detik.com
Sejarah Hajar Aswad, Sumber: detik.com

Meskipun Hajar Aswad dalam Al Quran tidak dijelaskan mengenai sejarahnya, namun asal batu tersebut diceritakan dalam hadits Nabi. Sejarah batu istimewa itu asalnya memang dari surga.

Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

Hajar Aswad adalah batu yang asalnya dari surga”. (HR Ahmad dan Tirmidzi)

Tetapi penjelasan hadits di atas berhenti sampai di situ. Tidak ada penjelasan lain yang menjelaskan bagaimana sejarah adanya batu tersebut ada di bumi. Dibawa oleh Malaikat atau dibawa oleh Nabi Adam ‘Alaihissalam ketika Allah turunkan beliau ke bumi.

Tetapi dalam sebuah riwayat dijelaskan, batu itu dahulunya diberikan langsung oleh Malaikat Jibril kepada Nabi Ismail ‘Alaihissalam ketika membangun Ka’bah. Setelah diberikan oleh beliau kepada ayahnya, Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam lah yang memasangnya di Ka’bah.

Sebelum memasangnya, Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam membawanya thawaf sebanyak tujuh kali sambil menciumnya. Dan setelah selesai, beliau memasang Hajar Aswad pada tempatnya. 

Hingga saat ini, tempat keberadaan batu tersebut menjadi permulaan pelaksanaan thawaf. Dalam panduan umroh pun sering dijelaskan akan hal ini. Termasuk tata cara pelaksanaan dan jumlah dalam melaksanakannya.

Di sisi lain ada juga sumber yang menyatakan penemu Hajar Aswad adalah Nabi Adam ‘Alaihissalam. Beliau hanya meletakkan batu tersebut begitu saja sebagai patokan dalam beribadah. Dan Nabi Ibrahim ‘Alaihissalam beserta putranya lah yang meletakkan batu tersebut ketika pembangunan Ka’bah.

Hajar Aswad Pernah Dipindah

Kisah Hajar Aswad yang pernah di pindahkan, Sumber: voi.id
Kisah Hajar Aswad yang pernah di pindahkan, Sumber: voi.id

Ketetapan letak Hajar Aswad berlangsung lama hingga masa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Tetapi sejarah mencatat, pada masa kehidupan beliau batu dari surga ini pernah dipindahkan.

Sebab dipindahkannya adalah waktu itu Kota Makkah mengalami banjir yang dahsyat. Bahkan banjir hingga berakibat pada tenggelamnya Ka’bah. Karena dikhawatirkan Hajar Aswad akan hanyut, maka batu itupun dipindahkan untuk semetara.

Setelah banjir surut, masyarakat pun berniat akan mengembalikan Hajar Aswad pada posisi semula. Dan dalam prosesnya mereka menemui kebuntuan, yakni setiap kabilah berkeinginan untuk menjadi pihak yang memasangnya kembali.

Dikarenakan perselisihan mereka semakin memanas, maka Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihissalam pun tampil sebagai penengah. Beliau mengusulkan supaya batu tersebut dipasang kembali secara bersama-sama bukan dari satu kabilah.

Solusi ini begitu cemerlang untuk meredam perselisihan. Caranya adalah dengan membentangkan kain dan Hajar Aswad diletakkan di atasnya. Dan masing-masing perwakilan kabilah memegang ujung kain tersebut untuk memasangnya kembali pada posisi semula.

Kisah inilah yang tercatat dalam tinta emas sejarah Hajar Aswad bersama sang Nabi. Dimana karena peristiwa itu, beliau Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam diberikan gelar sebagai “Al Amin” atau orang yang dapat dipercaya.

Mengapa Berwarna Hitam?

Mengapa Hajar Aswad berwarna hitam, Sumber: detik.com
Mengapa Hajar Aswad berwarna hitam, Sumber: detik.com

Nama Hajar Aswad berasal dari bahasa Arab. Hajar berarti batu dan Aswad berarti hitam. Ketika digabungkan maka namanya adalah batu yang hitam. Lantas jika Hajar Aswad memang berasal dari surga, mengapa berwarna hitam?

Berkenaan akan hal ini sudah terjawab dengan berbagai hadits Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihissalam. Bahwa sebagai batu yang asalnya dari surga, memang mulanya Hajar Aswad tidak berwarna hitam. Dosa manusia lah yang membuat batu tersebut berwarna hitam.

Dari Ibnu ‘Abbas Radhiyallahu ‘Anhuma, Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda yang artinya,

Hajar Aswad itu turun dari surga, warnanya lebih putih dari pada susu. Dosa-dosa anak Adam lah yang membuat warnanya menjadi hitam”. (HR An Nasa’i)

Dengan pernyataan sang Nabi tersebut jelaslah apa yang menjadi penyebab perubahan warna Hajar Aswad. Dimana yang asal mulanya lebih putih dari susu, akhirnya saat ini berubah menjadi hitam pekat. 

Tetapi walaupun sudah ada pernyataan langsung dari sang Nabi, tidak sedikit pula yang membantahnya. Ada sebagian manusia yang berkata jika perubahan warna Hajar Aswad karena dosa, mengapa amal sholeh tidak menjadikannya putih kembali?

Berkenaan dengan hal ini, Ibnu Hajar Al Asqalani memberi komentar yang artinya,

Sebagian orang yang menyimpang menentang hadits ini, mereka berkata, “Bagaimana bisa hitam dikarenakan kesalahan orang musyrik namun tidak bisa menjadi putih kembali dengan ketaatan ahli tauhid?” Maka dijawab oleh Imam Ibnu Quthaibah, “Jika saja Allah berkehendak maka bisa saja tetapi menetapkan bahwa warna hitam itu memberikan warna bukan terwarnai berkebalikan dengan warna putih”.

Meskipun demikian, keajaiban batu Hajar Aswad belum berakhir. Menurut penuturan dari berbagai riwayat, batu tersebut tetap akan berubah menjadi putih kembali di hari akhir nanti. Sebab yang asalnya dari surga akan kembali ke surga dalam bentuk sebagaimana awalnya.

Syariat Mengusap Hajar Aswad

Mengusap batu hajar aswad, Sumber: muslimobsession.com
Mengusap batu hajar aswad, Sumber: muslimobsession.com

Di balik warna hitamnya batu Hajar Aswad saat ini, ada hal yang perlu setiap umat Islam perhatikan. Yakni dalam kesempatan berkunjung ke Ka’bah baik untuk umroh maupun haji, disyariatkan untuk mengusap dan mencium batu Hajar Aswad.

Dari Jabir Radhiyallahu ‘Anhu, beliau berkata yang artinya,

Tatkala Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam tiba di Makkah, beliau masuk ke Masjidil Haram lalu beliau menyentuh dan mencium Hajar Aswad, kemudian berjalan ke arah kanannya. Berlari kecil tiga putaran dan berjalan empat putaran. Kemudian mendekati maqam Ibrahim dan membaca, ‘Dan jadikanlah maqam Ibrahim sebagai tempat shalat’. Lantas beliau melakukan shalat dua rakaat dengan posisi maqam berada di antara beliau dan Ka’bah. Kemudian mendatangi Hajar Aswad lalu menciumnya. Lalu beliau pergi menuju bukit Shafa. Saya kira waktu itu beliau mengucapkan, ‘Innashshoffa wal marwata min sya’aairillah”. (HR Tirmidzi)

Rasulullah sebagai pembawa tour guide system lah yang mengajarkan tentang syariat mengusap dan mencium Hajar Aswad. Dengan demikian umatnya saat ini sebaiknya mencontoh apa yang beliau lakukan.

Maksimalkan Informasi dengan Aplikasi

Software Management Travel Umroh, Sumber: muslimpergi.com
Software Management Travel Umroh, Sumber: muslimpergi.com

Nah itulah ulasan terkait sejarah Hajar Aswad, mulai dari tempat asalnya hingga kenapa batu Hajar Aswad menjadi hitam. Dan sebenarnya terkait informasi batu dari surga tersebut tidak cukup sampai disitu, masih ada banyak yang bisa diulas.

Dan saat ini, informasi kepada jamaah haji dan umroh bisa dimaksimalkan oleh para agen travel. Hanya dari smartphone dalam genggaman, para agen travel dapat menyediakan aplikasi travel umroh. Sehingga informasi apapun mengenai umroh dan Tanah Suci bisa disebar secara lengkap dan update.

Selain akan membawa kebaikan kepada travel, memaksimalkan layanan juga akan memberikan kemudahan pada para jamaah. Dan memudahkan umat Islam untuk menjadi tamu Allah tentu akan mendatang keberkahan hidup di dunia.