Puasa Arafah Bagi Jamaah Haji, Bagaimana Hukumnya?

Puasa Arafah merupakan salah satu ibadah yang sangat dianjurkan bagi umat Islam. Bagi jamaah haji, puasa ini memiliki nilai yang sangat istimewa, karena dilaksanakan pada hari ke-9 bulan Dzulhijjah, tepat sehari sebelum perayaan Idul Adha. Namun, seringkali timbul pertanyaan mengenai hukum puasa Arafah bagi jamaah haji dan apakah itu wajib dilakukan?

Ibadah puasa Arafah memiliki keutamaan yang besar. Selain sebagai bentuk peningkatan ibadah kepada Allah, puasa ini juga diharapkan membawa ampunan dan penghapus dosa. Namun, bagaimana dengan jamaah haji? Apakah mereka juga disunnahkan untuk berpuasa pada hari Arafah?

Bagi Anda yang berbisnis di bidang travel haji dan umroh, tentu saja memberikan berbagai informasi seputar ibadah pada para jamaah adalah hal penting. Termasuk, informasi tentang pelaksanaan puasa Arafah. 

Apa itu Puasa Arafah dan Keutamaannya?

Penjelasan puasa Arafah, Sumber: wtop.com
Penjelasan puasa Arafah, Sumber: wtop.com

Puasa Arafah adalah puasa sunnah yang dilakukan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yang berbarengan ketika jamaah haji berkumpul di Padang Arafah. Puasa ini sangat dianjurkan bagi umat Islam yang tidak berhaji. Pasalnya, ada banyak keutamaan dan balasan pahala puasa Arafah yang akan didapatkan. 

Tujuan dari puasa Arafah adalah untuk menyambut hari Raya Idul Adha yang jatuh pada tanggal 10 Dzulhijah. Puasa ini juga merupakan bentuk penghormatan kepada orang-orang yang sedang beribadah haji di Arafah. Disebut puasa Arafah karena bertepatan dengan wukuf di Arafah, yaitu salah satu rangkaian ibadah haji yang paling penting.

Puasa Arafah bisa dilakukan selama sehari saja, atau ditambah dengan puasa pada tanggal 8 Dzulhijah yang disebut sebagai hari Tarwiyah. Meskipun, tidak ada dalil yang secara tegas membahas keutamaan puasa Tarwiyah. 

Hukum puasa Arafah adalah sunnah muakkad yang artinya sangat dianjurkan. Namun, derajat perintahnya tidak sampai pada level wajib. Selain itu, puasa ini tidak berlaku bagi orang yang sedang berhaji, karena mereka disunnahkan untuk tidak berpuasa pada hari Arafah.

Dari Abu Qotadah, ia berkata bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Puasa Arafah (9 Dzulhijjah) dapat menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun akan datang. Puasa Asyuro (10 Muharram) akan menghapuskan dosa setahun yang lalu.” (HR. Muslim no. 1162)

Namun, mayoritas ulama menerangkan bahwa yang dihapuskan adalah dosa-dosa kecil, bukan dosa besar. Imam Nawawi rahimahullah mengatakan bahwa “Jika bukan dosa kecil yang diampuni, moga dosa besar yang diperingan. Jika tidak, moga ditinggikan derajat.”

Amalan yang Disukai Rasulullah 

Puasa sunnah merupakan amalan yang disukai Rasulullah, Sumber: rumahamal.org
Puasa sunnah merupakan amalan yang disukai Rasulullah, Sumber: rumahamal.org

Selain menghapuskan dosa, puasa Arafah juga memiliki keutamaan lain, yaitu disukai Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam. Sebagaimana dalam hadits riwayat menjelaskan: “Ada empat perkara yang tidak pernah ditinggalkan oleh Rasulullah yaitu puasa Asyura, puasa hari Arafah, puasa tiga hari setiap bulan dan shalat dua rakaat sebelum subuh.” (HR. An Nasa’i dan Ahmad)

Puasa Arafah merupakan amalan yang juga disukai Allah subhanahu wa ta’ala, terutama pada bulan Dzulhijjah. Pada sepuluh hari pertama bulan Dzulhijjah, umat muslim dianjurkan untuk menambah amal soleh. Salah satunya adalah dengan memperbanyak puasa. Hal itu diseutkan dalam salah satu hadits. 

“Tidak ada satu amal shalih yang lebih dicintai oleh Allah melebihi amal shaleh yang dilakukan pada hari-hari ini (yaitu 10 hari pertama bulan Dzulhijjah).” Para sahabat bertanya: “Tidak pula jihad di jalan Allah?” Nabi shallallaahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Tidak pula jihad di jalan Allah, kecuali orang yang berangkat jihad dengan jiwa dan hartanya namun tidak ada yang kembali satupun.” (HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Hadits senada juga diriwayatkan oleh Tirmidzi dan Ahmad)

Begitu banyak keutamaan puasa Arafah bagi umat muslim. Jadi jangan sampai ketinggalan dan terlewat. Pastikan untuk menandai kalender sehingga tidak hanya bisa melakukan puasa Arafah saja melainkan juga puasa tarwiyah. Puasa Arafah menjadi momen untuk memperbanyak ibadan dan lebih mendekatkan diri kepada Allah subhanahu wa ta’ala.

Hukum Puasa Arafah bagi Jamaah Haji

Hari Arafah, Sumber: muslimhands.org.uk
Hari Arafah, Sumber: muslimhands.org.uk

Seperti sudah disebutkan diatas bahwa puasa Arafah dilakukan salah satunya sebagai penghormatan kepada orang-orang yang sedang wukuf di Arafah. Lalu, bagaimana dengan jamaah haji yang sedang wukuf? Apakah perlu berpuasa juga? Jawabannya tidak. 

Hal tersebut bahkan disunnahkan sesuai dengan hadits dari Ummu Fadhl. 

“Dari Ummul Fadhl binti Al Harits, bahwa orang-orang berbantahan di dekatnya pada hari Arafah tentang puasa Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. Sebagian mereka mengatakan, ‘Beliau berpuasa.’ Sebagian lainnya mengatakan, ‘Beliau tidak berpuasa.’ Maka Ummul Fadhl mengirimkan semangkok susu kepada beliau, ketika beliau sedang berhenti di atas unta beliau, maka beliau meminumnya.” (HR. Bukhari no. 1988 dan Muslim no. 1123).

“Dari Maimunah radhiyallahu ‘anha, ia berkata bahwa orang-orang saling berdebat apakah Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berpuasa pada hari Arafah. Lalu Maimunah mengirimkan pada beliau satu wadah (berisi susu) dan beliau dalam keadaan berdiri (wukuf), lantas beliau minum dan orang-orang pun menyaksikannya.” (HR. Bukhari no. 1989 dan Muslim no. 1124).

Jadi bagi jamaah yang sedang melaksanakan haji disunnahkan tidak melakukan ibadah puasa Arafah, meskipun orang tersebut kuat dan mampu. Hal ini didukung oleh hadits yang menyebutkan bahwa Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak berpuasa saat sedang wukuf. 

Cara Menjalankan Puasa Arafah

Puasa Arafah dilakukan sama seperti puasa-puasa sunnah lainnya. Diawali dengan niat di malam hari dan diwujudkan dengan bangun sahur. Niat menjadi bagian penting dalam puasa. Dapat diucapkan secara lisan ataupun cukup dalam hati saja. 

Setelah niat dan sahur, selanjutnya adalah menahan diri dari yang membatalkan puasa, seperti makan, minum, berhubungan dengan istri, dan hal-hal lain yang membatalkan puasa. Menahan diri dari yang membatalkan dilakukan dari terbit fajar sampai terbenam matahari. 

Mengoptimalkan Pengalaman Jamaah Haji melalui MuslimPergi

Software Manajemen Umroh Muslim Pergi
Software Manajemen Umroh Muslim Pergi

Puasa Arafah memiliki makna yang sangat penting bagi jamaah haji dan umat muslim. Dalam menjalankan ibadah ini, keberadaan MuslimPergi dapat menjadi pendukung yang berharga. MuslimPergi sebagai software manajemen travel umroh memfasilitasi pengelolaan dan koordinasi jamaah haji. 

Dengan fitur-fitur seperti pengelolaan jadwal, pemantauan kesehatan, dan pengaturan logistik, MuslimPergi membantu biro umroh dalam memberikan panduan. Tak hanya itu MuslimPergi juga memberi pengetahuan yang tepat kepada jamaah haji tentang pelaksanaan puasa Arafah ataupun tempat-tempat bersejarah Islam, seperti Jabal Rohmah.

Kunjungi situs resmi MuslimPergi sekarang juga dan lihat bagaimana MuslimPergi dapat mengubah cara Anda menjalankan biro umroh Anda! Jadilah bagian dari kesuksesan yang didapatkan oleh banyak biro umroh terkemuka dengan menggunakan MuslimPergi sebagai alat manajemen yang andal dan efektif!