Menyimak Sejarah Wukuf di Padang Arafah dan Waktu Pelaksanaannya

Dalam pelaksanaan ibadah haji, wukuf menjadi rukun yang tak boleh dilewatkan. Selain waktu pelaksanaan, setiap jamaah sebaiknya juga perlu tahu sejarah disyariatkan amalan ini. Dengan mengetahui sejarah wukuf di Padang Arafah, jamaah akan semakin khusyuk saat melaksanakannya.

Arafah merupakan sebuah tempat yang berada di sebelah timur Kota Mekkah. Dijadikannya tempat ini sebagai tempat wukuf tentu memiliki sebab. Dan sebab itulah yang akan berpengaruh pada pelaksanaan wukuf bagi setiap jamaah.

Nah apakah penyebabnya? Simak ulasan sejarah disyariatkannya wukuf di Padang Arafah berikut dan dapatkan informasinya!

Sejarah Wukuf di Padang Arafah

Sejarah wukuf di Arafah, Sumber: antaranews.com
Sejarah wukuf di Arafah, Sumber: antaranews.com

Dalam menetapkan dan mengukuhkan Padang Arafah sebagai tempat untuk wukuf, setidaknya karena beberapa sebab sejarah sebagai berikut:

1. Bertemunya Nabi Adam dan Hawa

Dimulainya wukuf di Padang Arafah tidak lepas dari kisah bertemunya Nabi Adam dan Hawa. Setelah Allah Subhanahu wa Ta’ala turunkan mereka ke bumi, mereka saling mencari. Sebab dalam catatan sejarah, Nabi Adam diturunkan di daerah Sri Langka dan Hawa diturunkan di daerah Arab.

Proses pencarian yang mereka lakukan memakan waktu yang sangat lama. Hal itu dikarenakan mereka adalah manusia pertama yang ada di bumi. Mereka benar-benar buta area sehingga tidak terarah dalam proses pencarian. Pencarian yang diliputi oleh rasa penyesalan atas kesalahan mereka.

Atas kasih sayang Allah, akhirnya mereka dipertemukan oleh Allah setelah Nabi Adam mendapatkan kalimat pertaubatan sebagaimana dalam Surat Al A’raf ayat 23. Allah menjadikan Padang Arafah sebagai tempat pertemuan mereka berdua.

2. Perenungan Nabi Ibrahim

Dalam Surat Ash Shaffat ayat 101-110, dijelaskan tentang Nabi Ibrahim yang menyembelih putranya, Nabi Ismail ‘Alaihissalam. Meskipun dalam Surat tersebut seakan prosesnya begitu mudah, namun kenyataannya tidak demikian.

Untuk mendapatkan Nabi Ismail, Nabi Ibrahim harus menunggu bertahun-tahun. Sehingga ketika mendapat wahyu untuk menyembelih putra yang dinanti-nantinya, Nabi Ibrahim tentu sempat ragu. Beliau ragu jikalau perintah yang datang kepadaNya adalah bisikan setan.

Lantas setelah melewati perenungan yang panjang, akhirnya beliau yakin bahwa yang datang kepadanya benar wahyu. Dan Padang Arafah-lah yang menjadi tempat perenungan beliau sehingga beliau mengetahui kebenaran.

3. Mengikuti Nabi Muhammad 

Dan yang terakhir adalah bahwa Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam telah menjadikan Arafah sebagai tempat wukuf. Bahkan khutbah terakhir beliau yang dikenal dengan khutbah perpisahan (Khutbah wada’) juga dilakukan di tempat ini.

Dengan demikian setiap muslim harus mengikuti yang telah beliau contohkan. Sebab selain mengikuti perkataan beliau, untuk selamat dunia dan akhirat setiap muslim juga perlu mencontoh tindakan beliau, utamanya dalam pelaksanaan ibadah.

Dalam syariat Islam, anjuran untuk berwukuf di Padang Arafah terdapat dalam banyak riwayat. Salah satunya adalah sabda Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam yang artinya,

Aku akan melakukan wukuf di sini, tetapi seluruh tempat di Arafah adalah tempat untuk wukuf”. (HR Abu Dawud dan Ibnu Majah)

Nah itulah sejarah mengapa wukuf dalam haji dilakukan di Padang Arafah. Sebab secara sejarah dan makna, Arafah memang saling terkait. Sehingga meskipun wukuf tidak terdapat dalam panduan umroh, setiap muslim perlu mengetahuinya.

Makna Wukuf di Padang Arafah

Makna wukuf, Sumber: liputan6.com
Makna wukuf, Sumber: liputan6.com

Untuk pelaksanaan wukuf yang lebih khusyuk dan berkesan, setiap jamaah juga perlu mengetahui makna dari amalan satu ini. 

Wukuf berasal dari bahasa Arab yang memiliki makna berhenti. Dahulu setelah bertemu dengan Hawa, Nabi Adam berhenti dalam pencariannya. Berhenti untuk saling melepas rindu dan memulai untuk introspeksi diri, mengapa mereka berdua Allah turunkan ke bumi.

Hal ini juga berlaku pada para jamaah haji. Ketika sudah berada di Arafah, maka selayaknya mereka berhenti pada segala kepentingan duniawi dan manusiawi. Berhenti untuk melakukan muhasabah dan introspeksi diri dengan diiringi dzikir dan doa.

Introspeksi bertujuan untuk mengevaluasi kesalahan yang telah dilakukan. Hal ini terus dilakukan hingga setiap jamaah mengenal hakikat dirinya di hadapan Sang pencipta. Harapannya adalah untuk mencapai penghambaan yang benar-benar ikhlas.

Maka dengan demikian dapat dipahami bahwa wukuf di Padang Arafah tidak kalah penting dengan mencium hajar Aswad. Hal ini dilihat dari puncak pelaksanaan wukuf, yakni Arafah. Secara sederhana Arafah dapat dimaknai sebagai mengetahui akan kedudukan diri di hadapan Allah.

Dengan mengetahui makna wukuf di Padang Arafah, setiap jamaah tidak akan melewatkan amalan ini. Dan setiap jamaah akan menjadikan penting perintah wukuf di Padang Arafah. Dan akan melaksanakannya dengan penuh antusias dan khidmat.

Waktu Pelaksanaan Wukuf

Waktu melakukan wukuf, Sumber: nu.or.id
Waktu melakukan wukuf, Sumber: nu.or.id

Ada banyak hal yang perlu diketahui dari syariat pelaksanaan wukuf. Selain dari sejarah, makna hingga perintah, jamaah juga perlu mengetahui tata cara wukuf di Padang Arafah dan waktu pelaksanaannya.

Amalan wukuf ini selain dilakukan setahun sekali, mungkin juga hanya dilakukan sekali dalam seumur hidup bagi mayoritas jamaah. Dengan demikian, waktu pelaksanaan wukuf harus benar-benar diperhatikan oleh setiap jamaah.

Sebab jika amalan wukuf sampai terlewat, setiap jamaah akan dikenakan dam. Yakni sebuah denda yang biasanya dibayar dengan menyembelih seekor kambing dan kemudian dibagikan ke orang-orang miskin. Dan biasanya dibagikan dalam bentuk makan siap saji.

Nah kapankah pelaksanaan wukuf di Padang Arafah? Pelaksanaannya adalah sebagaimana penjelasan dalam sebuah riwayat yang artinya,

Dari sahabat Abdurrahman bin Ya’mar Radhiyallahu ‘Anhuma, aku menyaksikan Rasulullah didatangi para sahabat. Mereka bertanya kepadanya perihal haji. Rasulullah menjawab, ‘Haji itu Arafah. Siapa saja yang mendapati malam Arafah sebelum terbit fajar malam Muzdalifah (malam Idul Adha) maka sempurnalah hajinya”. (HR Ahmad dan At Tirmidzi)

Dengan demikian dapat dipahami bahwa kedudukan wukuf begitu penting dalam pelaksanaan ibadah haji. Para jamaah perlu memperhatikan pelaksanaan wukuf dengan seksama.

Biasanya untuk melakukan wukuf, sudah dibuatkan jalur tersendiri. Yakni biasanya pelaksanaannya akan dimulai sejak tanggal 8 Dzulhijjah. Pada tanggal ini jamaah sudah mulai bergerak menuju Arafah.

Kemudian pada tanggal 9 Dzulhijjah, jamaah biasanya akan melakukan wukuf di Padang Arafah. Waktu pelaksanaan wukuf adalah dimulai setelah shalat dhuhur hingga datang waktu shalat ashar. Kemudian disambung dengan berangkat ke Muzdalifah untuk mengumpulkan batu lempar jumrah.

Selanjutnya jamaah akan bergerak ke Mina untuk melakukan lempar jumrah. Kemudian mereka akan melakukan mabit hingga setelah shalat subuh di tanggal 10 Dzulhijjah. Dan biasanya hal ini juga berlangsung hingga tanggal 13 Dzulhijjah.

Itulah waktu pelaksanaan wukuf di Padang Arafah yang sebaiknya diketahui oleh setiap jamaah. Dengan mengetahui waktu pelaksanaannya jamaah tidak akan tertinggal dalam melaksanakannya.

Masa Kini Manfaatkan Aplikasi MuslimPergi

Aplikasi Muslim Pergi, Sumber: gannett-cdn.com
Aplikasi Muslim Pergi, Sumber: gannett-cdn.com

Informasi mengenai sejarah wukuf di Padang Arafah dan waktu pelaksanaannya hanyalah satu bagian dari pelaksanaan ibadah haji. Dan masih banyak lagi informasi terkait ibadah haji yang perlu disebarkan kepada para jamaah.

Dan untuk memudahkan informasi agar lebih cepat disebarluaskan, para agen travel bisa memanfaatkan aplikasi travel umroh. Cepatnya perkembangan internet dan teknologi masa kini, dapat dimanfaatkan dalam pelayanan bagi para tamu Allah.

Tidak hanya dalam pelaksanaan ibadah haji, namun juga bisa dimaksimalkan untuk penyelenggaraan perjalanan umroh. Dengan aplikasi, jamaah akan dengan mudah mengakses apapun yang mereka butuhkan terkait pelaksanaan haji dan umroh hanya dari smartphone dalam genggaman.