Hukum Puasa Arafah, Wajib atau Sunnah?

Bulan Dzulhijjah merupakan bulan yang istimewa di dalam kalender Islam. Sebuah bulan paling akhir di dalam kalender Hijriah namun sangat penting bagi kaum muslim. Ada momen penting dalam bulan ini yang berkaitan dengan peringatan sejarah dan juga pelaksanaan ibadah. 

Pada  bulan Dzulhijjah ada peristiwa penting seperti ibadah Haji dan juga Idul Adha. Ada beberapa amalan yang bisa dilakukan pada bulan kedua belas ini. Ada ibadah Haji bagi yang memiliki kemampuan finansial, ibadah qurban, dan juga ibadah puasa Arafah pada tanggal 9 Dzulhijjah.

Puasa Arafah biasanya dikerjakan sehari sebelum perayaan Idul Adha. Banyak kaum muslim seluruh dunia menjalankan puasa ini. Sebenarnya, apa hukum puasa Arafah, wajib atau sunnah?

Apa Itu Puasa Arafah?

Puasa di hari Arafah, Sumber: pexels.com
Puasa di hari Arafah, Sumber: pexels.com

Puasa Arafah merupakan puasa sunnah yang dilaksanakan pada tanggal 9 Dzulhijjah, yakni sehari sebelum Idul Adha. Karena bertepatan dengan waktu para jamaah haji berwukuf di Padang Arafah, salah satu rukun penting dalam ibadah haji maka puasa ini dikenal dengan puasa Arafah. 

Puasa Arafah memiliki keterkaitan waktu dengan ibadah haji, khususnya saat wukuf di Arafah. Namun, puasa sunnah Arafah disunnahkan bagi orang yang tidak berhaji, sementara bagi yang sedang berhaji, khususnya saat wukuf, tidak dianjurkan untuk berpuasa agar mereka memiliki energi yang cukup untuk menjalankan seluruh rangkaian ibadah haji. 

Puasa Arafah boleh dilakukan oleh:

  • Setiap Muslim yang baligh dan mampu, serta tidak memiliki halangan syar’i (seperti haid atau nifas).
  • Orang yang tidak sedang menunaikan ibadah haji, karena seperti disebutkan sebelumnya, jamaah haji dianjurkan untuk tidak berpuasa agar tetap kuat menjalankan wukuf dan ibadah lainnya.

Hukum Puasa Arafah dalam Islam

Hukum puasa arafah, Sumber: pexels.com
Hukum puasa arafah, Sumber: pexels.com

Di dalam hukum Islam, semua ibadah adalah dilarang, kecuali ada dalil yang memerintahkannya. Artinya, puasa, sholat dan ibadah lainnya kepada Allah Ta’ala harus ada dasar hukum atau perintahnya. Begitu juga dengan ibadah puasa hari Arafah.

Tidak seperti puasa Ramadhan yang hukumnya adalah wajib, hukum puasa Arafah adalah sunnah muakkadah (perkara sunnah yang sangat dianjurkan). Dalil dari hadits Nabi Muhammad SAW mengenai keutamaan puasa Arafah:

“Puasa pada hari Arafah, aku berharap kepada Allah agar menghapuskan dosa setahun yang lalu dan setahun yang akan datang.” (HR. Muslim)

Menjalankan puasa Arafah akan mendapatkan pahala dan keutamaan yang besar, dan karena ini juga sering dilakukan oleh Rasulullah SAW, maka banyak dari pendapat para ulama mengatakan bahwa hukum puasa Arafah adalah Sunnah muakkad.

Keutamaan dan Manfaat Puasa Arafah

Tour leader umroh, Sumber: pexels.com
Manfaat yang didapat dari puasa Arafah, Sumber: pexels.com

Ada beberapa keutamaan puasa Arafah yang akan didapatkan ketika seorang muslim menjalankan puasa Arafah dengan hati yang ikhlas, dan tentunya hanya mengharapkan ridho dari Allah saja.

  • Penghapusan dosa selama dua tahun. 

Dosa yang telah dikerjakan satu tahun yang lalu dan satu tahun yang akan datang akan mendapatkan ampunan. Jadi alangkah bermanfaatnya puasa hari Arafah. 

  • Waktu mustajab untuk berdoa dan memperbanyak ibadah. 

Hari Arafah adalah hari dimana para jamaah haji sedang berwukuf di Padang Arafah. Hari tersebut adalah hari spesial dan merupakan puncak dari ibadah Haji. 

Di hari itulah hari di mana do’a yang dipanjatkan akan mudah dikabulkan dan berbagai ibadah akan diterima. Karena itulah pada hari Arafah dianjurkan untuk memperbanyak berdo’a dan beraktivitas maupun berucap dengan ucapan yang disukai Allah.

  • Sebagai bentuk kecintaan dan penghambaan kepada Allah SWT. 

Memang benar, dengan menjalankan syariatNya dan menjauhi segala laranganNya menjadikan seorang muslim benar-benar memiliki predikat sebagai hamba. Bentuk kecintaan kepada Rabbnya, melalui puasa inilah yang menjadikan hamba semakin dekat dengan Tuhannya.

Siapa yang Tidak Dianjurkan Berpuasa Arafah?

Meningkatkan keamanan perjalanan ibadah haji, Sumber: pexels.com
Jamaah haji Sumber: pexels.com

Meskipun memiliki keutamaan yang besar dan merupakan ibadah sunnah yang ditekankan, namun ada beberapa keadaan dimana seorang muslim hendaknya tidak menjalankan puasa hari Arafah.

Jamaah haji yang sedang wukuf di Arafah tidak dianjurkan berpuasa karena bisa melemahkan tubuh saat beribadah. Cuaca padang Arafah yang panas menjadikan seorang yang melaksanakan wukuf memerlukan banyak energi. Karena itu, tidak dianjurkan seorang yang wukuf melaksanakan puasa Arafah.

Selain itu, ada hadits yang menjelaskan bahwa seseorang yang berada di padang Arafah hendaknya tidak berpuasa.

عَنْ عِكْرِمَةَ قَالَ دَخَلْتُ عَلَى أَبِي هُرَيْرَةَ فِي بَيْتِهِ فَسَأَلْتُهُ عَنْ صَوْمٍ يَوْمِ عَرَفَةَ بِعَرَفَاتِ فَقَالَ أَبُو هُرَيْرَةَ نَهَى رَسُولُ اللهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَنْ صَوْمِ يَوْمِ عَرَفَةً بِعَرَفَاتِ

Artinya: dari Ikrimah Maula ibnu Abbas (diriwayatkan bahwa) ia berkata, “Saya menemui Abu Hurairah di rumahnya dan menanyakan tentang puasa hari Arafah di padang Arafah, beliau menjawab” Rasulullah saw. melarang puasa hari Arafah di padang Arafah.” (HR Ahmad, Abu Dawud, dan Ibnu Majah)

Meskipun begitu, ada juga hadits yang memiliki redaksi berbeda yang menyebutkan bahwa Rasulullah SAW meminum susu ketika berada di padang Arafah.

Seperti halnya ketentuan di dalam puasa wajib seperti puasa Ramadhan, orang yang sedang sakit atau memiliki kondisi kesehatan tertentu seperti wanita yang sedang menyusui yang tidak memungkinkan untuk melaksanakan puasa, maka sebaiknya tidak perlu melaksanakan puasa Arafah.

Tata Cara Puasa Arafah

Untuk memulai puasa Arafah, yang perlu dilakukan adalah melaksanakan niat terlebih dahulu ketika malam hari sebelumnya atau sebelum fajar. Untuk niat adalah perkara hati, sehingga tidak perlu dilafadzkan melalui mulut. Namun ada pendapat lain yang menyebutkan bahwa niat perlu dilafadzkan. Hal ini kembali pada keyakinan masing-masing.

Selebihnya tidak ada perbedaan dengan puasa wajib Ramadhan, puasa sunnah Senin Kamis atau puasa sunnah lainnya. Setelah masuk maghrib maka segeralah untuk berbuka puasa. Hanya saja untuk puasa Arafah waktu pelaksanaan: sejak terbit fajar hingga terbenam matahari pada 9 Dzulhijjah, atau satu hari sebelum Idul Adha.

Itulah ulasan mengenai hukum puasa di hari Arafah. Semoga tulisan ini memberikan manfaat untuk semuanya. Jangan lupa untuk membaca artikel kami lainnya, atau membaca berbagai informasi bermanfaat dari aplikasi jamaah Umroh yang dirancang oleh MuslimPergi.